Matematika Bukan Sebuah Kebenaran.

Kita akan mulai dari sebuah definisi.

Pertama, Kesepakatan.

Jika melihat dari KBBI Kesepakatan berasal dari kata Sepakat.

Sepakat artinya setuju; semufakat; sependapat:

Jadi, bisa kita definisikan

Kesepakatan merupakan pernyataan kehendak antara satu orang atau lebih dengan pihak lainnya yang mengadakan perjanjian.

 

Kedua, kebenaran.

keadaan (hal dan sebagainya) yang cocok dengan keadaan (hal) yang sesungguhnya

Kebenaran adalah kesesuaian antara fakta dan kenyataan yang tidak berubah atau berubah oleh suatu masa dan kondisi yang ada.

 

Jika kita tahu definisi kesepakatan dan kebenaran kita lanjut kepembahasan selanjutnya.

 

Kalian mungkin saat masih kecil 1 + 1 = 2, betul tidak?

Tapi kita akan lebih dalam melihat sedikit sejarah dari angka sendiri kenapa bisa memvisualkan angka bentuk 1 seperti saat ini. Berdasarkan artikel yang saya baca menyebutkan bahwa 1, 2, 3, 4, sampai 9 merupakan perhitungan dari banyaknya sudut. Apakah kalian sepakat? Jika kalian sepakat kita akan lanjut lagi dan bagi yang tidak bisa komen di bawah ini.

Lahirnya simbol nol.

Konsep nol baru muncul dan berkembang di India sekitar tahun 458 M. Nol dalam bahasa Sansekerta disebut "sunya",  disimbolkan dalam beberapa kata yang berbeda, seperti "ruang", "hampa", atau "angkasa". Matematikawan India ini menunjukkan bahwa angka nol bisa berfungsi untuk memisahkan angka positif dan negatif. Angka 0 sendiri diperkenalkan secara luas oleh intelektual muslim bernama Al-Khwarizmi  Pada Tahun 773 M. Salah seorang ahli matematika dari Persia, bernama Muhammad Ibnu Musa Al-Khawarizm, menyarankan bahwa lingkaran kecil harus digunakan dalam perhitungan jika tidak terdapat suatu nomor di tempat puluhan.

 

Kesepakatan banyak terjadi di dalam angka. Tapi bukan merupakan sebuah kebenaran. Karena kenapa? Jika mendengar definisi kebenaran adalah fakta yang berubah, sedangkan dalam matematika 6 + 7 = 1 jika kita berbicara jam.

Apakah benar? Tentu itu sebuah kesepakatan.

Saya pernah mendengarkan anak kecil berbincang di depan rumah.

Anak 1 Berkata “Kamu tau pembagian?”

Anak 2 Berkata “Tidak”

Anak 1 Berkata “Aku diajarkan, aku punya 6 permen aku bagi kamu 3 permen sisanya berapa?”

Anak 2 Berkata “4”

Anak 1 Berkata “3”

Anak 2 Berkata “Oh iya benar”

 

Dari percakapan tersebut selama teman-teman setuju pernyataan matematika itu sepakat benar bagi lingkungan kecil pertemanan mereka.

Contoh lainnya, istilah matematika ada yang disebut dengan fungsi. Adapun definisi fungsi dalam matematika adalah sebagai berikut:

Misalnya A dan B merupakan himpunan. Fungsi dari himpunan A ke himpunan B adalah aturan yang mengaitkan tiap unsur dalam himpunan A dengan suatu unsur unik/tunggal di himpunan B. Secara simbol, fungsi ditulis dengan f: A ( B. Himpunan semua nilai x di A disebut dengan domain dan himpunan semua nilai fungsi yang dihasilkan disebut dengan range.

Istilah fungsi dibatasi pengertiannya sebagai pemetaan yang mengawankan setiap elemen dari himpunan yang satu (unik/tunggal) ke tepat sebuah elemen di himpunan yang lain. Mengapa harus menggunakan kata tepat satu? Penggunaan kata tepat satu merupakan contoh kesepakatan dalam matematika. Bila ada pemetaan yang bernilai ganda, kita tidak menyebutnya sebagai fungsi.

Dalam matematika, kesepakatan merupakan tumpuan yang amat penting. Kesepakatan yang amat mendasar adalah aksioma (postulat, pernyataan pangkal yang tidak perlu pembukian) dan konsep primitif (pengertian pangkal yang tidak perlu didefinisikan, underfined term). Aksioma yang diperlukan untuk menghindari berputar-putar dalam pembuktian (circulus in probando). Sedangkan konsep primitif diperlukan untuk menghindari berputar-putar dalam pendefinisian (circulus in defienindo).

Simbol-simbol dan istilah-istilah dalam matematika merupakan kesepakatan yang penting. Dengan simbol dan istilah yang telah disepakati dalam matematika tentu akan berdampak pada belajar matematika yang menjadi mudah dilakukan dan dikomunikasikan.

Itulah, kesepakatan dalam matematika. Selama belajar matematika kita dituntut untuk bekerja sesuai dengan kesepakatan. Namun, apabila kita menemukan kesepakatan dalam matematika tersebut ada yang harus dikembangkan, maka kita boleh tidak mengikuti kesepakatan, tetapi kita harus memberikan argumentasi secara matematis kalau kesepakatan tersebut sudah tidak relevan lagi, sehingga akan diganti dengan kesepakatan baru.

Belajar dari kesepakatan dalam matematika ini, tentu kita semua sebagai orang yang pasti pernah belajar matematika, baik tingkat SD, SMP, SMA, hingga perguruan tinggi kiranya kita dapat mengambil hikmah yang terkandung di dalamnya. Selama kesepakatan tersebut memihak kebenaran dengan menguntungkan semua pihak, maka kita harus mendukung kesepakatan tersebut. Sehingga kesepakatan yang telah disepakati benar-benar kesepakatan yang berlaku bagi semua orang. Dengan demikian, keadaan konflik bisa diminimalisir, bahkan dihilangkan.

 

 

Posting Komentar

0 Komentar