MAKALAH PRINSIP-PRINSIP DALAM BELAJAR DAN IMPLIKASINYA






BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
PRINSIP-PRINSIP DALAM BELAJAR DAN IMPLIKASINYA

Dosen : Suteno Barata M. Pd.
Disusun Oleh:
Nur Amalia                            (20141350xxxx)
Muiz Ghifari                          (20141350xxxx)
Shanny Rizki Kumalasari    (20141350xxxx)
Desy Puji Astuti                    (20141350xxxx)





PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS TEKNIK, MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
2015



BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG MASALAH
Belajar merupakan suatu proses yang kompleks ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku, bersifat relatif permanen dan prosesnya ditandai dengan adanya interaksi dengan lingkungan sekitar pembelajar baik lingkungan alam maupun sosial budayanya. UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 1 ayat 20 menjelaskan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Sedangkan belajar merupakan proses atau usaha dalam merubah jati diri seseorang. Gagne berpendapat bahwa belajar merupakan sejenis perubahan yang diperlihatkan dalam perubahan tingkah laku yang keadaannya berbeda dari sebelum individu berada dalam situasi belajar dan sesudah melakukan tindakan serupa. Perubahan terjadi akibat adanya suatu pengalaman atau latihan. Berbeda dengan perubahan spontanitas atau refleks atau perilaku yang bersifat naluriah. Dari pendapat tersebut bisa disimpulkan bahwa, semua aktifitas mental atau psikis yang dilakukan oleh seseorang sehingga menimbulkan perubahan tingkah laku yang berbeda antara sesudah belajar dan sebelum belajar.
Pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menginisiasi, memfasilitasi, dan meningkatkan intensitas dan kualitas belajar pada diri peserta didik. Bicara tentang pembelajaran, prinsip-prinsip pembelajaran juga diperlukan oleh seorang pengajar, mengingat prinsip belajar adalah landasan berpikir dan sumber motivasi agar proses belajar dan pembelajaran dapat berjalan dengan baik antara pendidik dengan peserta didik.

B.     IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah, dapat diidentifikasi masalah pada penelitian adalah masih banyak pendidik yang belum bisa menerapkan prinsip-prinsip belajar dengan baik. 
 
C.   RUMUSAN MASALAH
          Adapun rumusan makalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.    Apa pengertian prinsip belajar?
2.   Bagaimana prinsip-prinsip belajar bagi siswa?
3.   Bagaimana prinsip-prinsip belajar bagi guru?

D.   TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.    Untuk memenuhi tugas mata kuliah “Belajar dan Pembelajaran”
2.    Untuk mengetahui prinsip-prinsip belajar dan pembelajaran.

E.  MANFAAT PENULISAN
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.    Sebagai seorang pendidik kita mampu mengimplikasikan prinsip-prinsip belajar bagi siswa.
2.    Sebagai seorang pendidik kita mampu mengimplikasikan prinsip-prinsip belajar bagi guru sehingga, tujuan belajar akan tercapai.


BAB II
PEMBAHASAN

A.      PRINSIP-PRINSIP BELAJAR
Dalam perencanaan pembelajaran, prinsip-prinsip belajar dapat mengungkap batas-batas kemungkinan dalam pembelajaran. Dalam melaksanakan pembelajaran, pengetahuan tentang teori dan prinsip-prinsip belajar dapat membantu guru dalam memilih tindakan yang tepat (Dimyati dan Mudjiono.2006:41). Banyak tori dan prinsip-prinsip belajar yang dikemukakan oleh para ahli yang satu dengan yang lain memiliki persamaan dan perbedaan. Dari berbagai prinsip belajar tersebut terdapat beberapa prinsip yang relatif berlaku umum yang dapat digunakan sebagai dasar dalam upaya pembelajaran. Prinsip-prinsip itu berkaitan dengan perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung/berpengalaman, pengulangan, tantangan, balikan atau penguatan, serta perbedaan indivual.
1)        Perhatian dan Motivasi
Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar. Dari kajian belajar pengolahan informasi terungkap bahwa tanpa adanya perhatian tak mungkin terjadi belajar (Gage dan Berliner, 1984: 355). Disamping perhatian, motivasi mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar. Motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang. Motivasi dapat dibandingkan dengan mesin dan kemudi pada mobil (Gage dan Berliner, 1984: 372).
Motivasi mempunyai kaitan yang erat dengan minat. Siswa yang memiliki minat terhadap sesuatu bidang studi tertentu cenderung tertarik perhatiannya dan dengan demikian timbul motivasinya untuk mempelajari bidang studi tersebut. Motivasi dapat bersifat internal maupun eksternal. B. F. Skinner dengan operant conditioning-nya. Motivasi dapat bersifat internal  artinya datang dari dirinya sendiri, dapat juga bersifat eksternal yakni datang dari orang lain, dari guru, orang tua, teman dan sebaginya.
2)        Keaktifan
Anak mempunyai dorongan untuk berbuat sesuatu, mempunyai kemauan dan aspirasinnya sendiri. Belajar tidak bisa dipaksakan oleh orang lain dan juga tidak bisa dilimpahkan kepada orang lain. Belajar hanya mungkin terjadi apabila anak aktif mengalami sendiri.
John Dewey mengemukakan bahwa belajar adalah menyangkut apa yang harus dikerjakan siswa untuk dirinya sendiri, maka inisiatif harus datang dari siswa sendiri. Guru sekedar pembimbing dan pengarah. Menurut teori kognetif, belajar menunjukan adanya jiwa yang sangat aktif, jika mengolah informasi yang kita terima, tidak sekedar menyimpannya saja tanpa mengadakan transformasi.
Thorndike mengemukakan keaktifan siswa dalam belajar dengan hukum “law of Exercise” yang menyatakan bahwa belajar memerlukan adanya latihan-latihan.


3)        Keterlibatan Langsung / Pengalaman
Belajar adalah mengalami, belajar tidak bisa dilimpahkan kepada orang lain. Edgar Dale dalam penggolongan pengalaman belajar yang dituangkan dalam kerucut pengalamannya mengemukakan bahwa belajar yang paling baik adalah belajar melalui pengalaman langsung. Dalam belajar melalui pengalaman langsung siswa yang tidak hanya mengamati secara langsung tetapi ia harus menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan, dan bertanggung jawab terhadap hasilnya.
4)        Pengulangan
Pada teori Psikologi Asosiasi atau Koneksionisme mengungkapkan bahwa belajar ialah pembentukan hubungan antara stimulus dan respons, dan pengulangan terhadap pengalaman-pengalaman itu memperbesar peluang timbulnya respons benar. Pengulangan dalam belajar akan melatih daya-daya yang ada pada manusia yang terdiri atas daya mengamat, menanggap, mengingat, mengkhayal, merasakan, hingga berfikir yang akan membuat daya-daya tersebut berkembang.
5)        Tantangan
Teori Medan (Field Teory) dari Kurt Lwein mengemukakan bahwa siswa dalam situasi belajar berada dalam suatu medan atau lapangan psikologis. Dalam situasi belajar siswa menghadapi suatu tujuan tetapi selalu menghadapi hambatan yaitu mempelajari bahan pelajaran, maka timbullah motif untuk mengatasi hambatan itu yaitu dengan mempelajari bahan belajar tersebut. Apabila hambatan tersebut telah diatasi artinya tujuan belajar telah tercapai maka ia akan memasuki dalam medan baru dan tujuan baru.  

6)        Balikan dan Penguatan
Prinsip belajar yang berkaitan dengan balikan dan penguatan terutama ditekankan oleh teori belajar Operant Conditioning dari B. F. Skinner. Kalau pada teori conditioning yang diberi adalah stimulusnya, maka pada operant conditioning yang diperkuat adalah responnya. Kunci dari teori belajar ini adalah law of effect-nya Thorndike. Hasil, apalagi hasil yang baik akan merupakan balikan yang menyenangkan dan berpengaruh baik bagi usaha belajar. Namun dorongan belajar itu menurut B. F. Skinner tidak saja oleh penguatan yang menyenangkan tetapi juga yang tidak menyenangkan. Atau dengan kata lain penguatan yang positif maupun penguatan negatif dapat memperkuat belajar. Nilai yang baik merupakan operant conditionang atau penguatan positif, sebaliknya. Mendapat nilai jelek/buruk akan mendapatkan escape conditioning penguat negatif. Format sajian berupa tanya jawab, diskusi, eksperimen, metode penemuan merupakan cara belajar mengajar yang memungkinkan terjadinya balikan dan penguatan.
7)        Perbedaan individual
Siswa yang merupakan individual yang unik artinya tidak ada dua orang siswa yang sama persis, tiap siswa memiliki perbedaan satu dengan yang lainnya. Perbedaan individu ini berpengaruh pada cara dan hasil belajar siswa. (Soeparlan, dkk.2014:10-16)
  
B.       Implikasi Prinsip-prinsip Belajar
         1) Perhatian dan Motivasi
Implikasi Bagi Siswa
Implikasi Bagi Guru
Siswa dituntut untuk memberikan perhatian terhadap semua rangsangan yang mengarah kearah tujuan belajar. Adanya tuntutan untuk selalu mem-berikan perhatian ini, menyebabkan siswa harus membangkitkan per-hatiannya kepada segala pesan yang dipelajarinya.
Merangsang atau menyiapkan baha asar yang menarik. Mengkondisikan proses belajar aktif. Mengupayakan pemenuhan kebutuhan siswa di dalam belajar (misalnya kebutuhan untuk dihargai, tidak merasa tertekan)

 Tabel B.1 Perhatian dan Motivasi
2)        Keaktifan
Implikasi Bagi Siswa
Implikasi Bagi Guru
Berwujud perilaku-perilaku seperti mencari sumber informasi yang dibutuhkan, menganalisis hasil percobaan, ingin tahu hasil dari suatu reaksi kimia, karya tulis, membuat klipping dan perilaku lainnya.
Memberikan kesempatan melakukan pengamata, penyelidikkan atau inkuiri dan eksperimen. Serta memberikan tugas indivual dan kelompok melalui control guru.
  Tabel B.2. Keaktifan
3)        Keterlibatan Langsung/Berpengalaman
Implikasi Bagi Siswa
Implikasi Bagi Guru
Dengan keterlibatan langsung ini secara logis akan menyebabkan siswa memperoleh pengalaman. Contohnya siswa melakukan reaksi kimia pada suatu zat.
Menggunakan media secara langsung dan melibatkan siswa untuk melakukan berbagai percobaan atau eksperimen.
Tabel B.3. Keterlibatan langsung/berpengalaman
4)        Pengulangan
Implikasi bagi siswa
Implikasi bagi guru
Implikasi adanya prinsip pengulangan bagi siswa adalah kesadaran siswa untuk bersedia mengerjakan latihan-latihan yang berulang untuk satu ma-cam permasalahan. Dan semoga siswa tidak merasa bosan dalam melakukan pengulangan
Merancang kegiatan pengulangan dan mengembangkan soal-soal latihan dan bervariasi.
Tabel B.4. Pengulangan
5)        Tantangan
Implikasi Bagi Siswa
Implikasi Bagi Guru
Implikasi prinsip tantangan bagi siswa adalah tuntutan yang dimiliki dan kesadaran pada diri siswa akan adanya kebutuhan untuk selalu memperoleh, memproses, dan mengolah pesan. Siswa juga harus memiliki keingintahu-an yang besar terhadap segala permasa-lahan yang dihadapi.
Memberikan tugas-tugas pemecah masalah kepada siswa.
Tabel B.5. Tantangan
6)        Balikan atau Penguatan
Implikasi Bagi Siswa
Implikasi Bagi Guru
Segera mencocokkan jawaban dengan kunci jawaban, dan menerima ke-nyataan terhadap nilai yang dicapai.
Memberikan kepada siswa jawaban yang benar, serta mengoreksi sekaligus membahas pekerjaan siswa.
Tabel B.6. Balikan atau tantangan
7)        Perbedaan Individual
Implikasi Bagi Siswa
Implikasi Bagi Guru
Menentukan tempat duduk di kelas, menyusun jadwal pelajaran.
Para siswa harus terus didorong dalam memahami potensi dirinya dan untuk selanjutnya mampu merencanakan dan melaksanakan suatu kegiatan.
Tabel B.7. Perbedaan individual


BAB III
PENUTUP
A.      Simpulan
Ø  Prinsip belajar adalah landasan berpikir dan sumber motivasi agar proses belajar dan pembelajaran dapat berjalan dengan baik antara pendidik dengan peserta didik.
Ø  Prinsip-prinsip belajar berkaitan dengan perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung/berpengalaman, pengulangan, tantangan, balikan atau penguatan, serta perbedaan indivual.
B.        Saran
Sebagai seorang pemula, kemungkinan makalah ini masih terdapat kekurangan, untuk itu kami menerima kritik dan saran guna memperbaikinya. Karena saran dan kritik itu akan bermanfaat bagi kami untuk memperbaiki atau memperdalam tentang ilmu ini.










DAFTAR PUSTAKA

Dimyati dan Mudjiono.2006.Belajar dan Pembelajaran Cet. III.Jakarta: Rineka Cipta Jakarta.
Kasyadi, Soeparlan dan dkk.2014.Strategi Belajar dan Pembelajaran.Jakarta:Pustaka Mandiri




 



Posting Komentar

0 Komentar