Bukti Kaitan Virus Zika dan Mikrosefali Makin Kuat

Sejumlah wanita hamil menunggu giliran pemeriksaan terkait merebaknya virus Zika, di tempat persalinan Guatemalan Social Security Institute (IGSS), di Kota Guatemala, 26 Januari 2016.

Walau sempat dicurigai bahwa bukan virus zika yang menyebabkan bayi mengalami cacat lahir dengan kondisi mikrosefali, tapi bukti-bukti terbaru menguatkan teori bahwa virus zika menjadi penyebabnya.

Para ilmuwan yang meneliti ibu hamil di Brasil mengonfirmasi bahwa memang virus zika yang menyebabkan cacat lahir pada bayi. Virus zika ditemukan pada cairan ketuban dua wanita yang mengalami gejala mirip zika saat hamil.

Pakar dari Brasil menyebut, virus tersebut dapat menginfeksi janin. Meski demikian, pakar dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengingatkan bahwa kaitan itu belum disimpulkan dan baru akan mengeluarkan pernyataan dalam beberapa minggu.

Pemerintah Brasil mendapati peningkatan kasus mikrosefali (bayi lahir dengan lingkar kepala lebih kecil dari normal dan bisa memengaruhi perkembangan otak) pada pertengahan tahun 2015. Pada saat yang sama, jumlah orang yang terinfeksi virus zika juga meningkat.

Para peneliti lalu melakukan sejumlah penelitian untuk mencari tahu apakah virus tersebut menjadi pemicunya.

Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Lancet Infectious Disease, melibatkan dua ibu hamil yang mengalami demam, ruam, dan nyeri otot. Hasil ultrasonografi menunjukkan bayi di dalam kandungannya mengalami mikrosefali. Kemudian dilakukan pemeriksaan cairan ketuban.

Analisa genetik dari cairan tersebut mengonfirmasi adanya virus zika, yang menepis kemungkinan virus lain yang dicurigai jadi penyebabnya.

"Hasil studi ini secara detail menunjukkan virus zika teridentifikasi di cairan ketuban. Virus ini bisa menembus pertahanan plasenta dan potensial menular ke janin," kata ketua peneliti Dr.Ana de Filippis dari Oswaldo Cruz Institute, Brasil.

Ia menjelaskan, hasil studi ini tidak bisa menentukan apakah virus zika yang ditemukan dalam dua kasus ini merupakan penyebab mikrosefali pada ribuan bayi di Brasil.

"Sampai kita mengetahui mekanisme biologi yang mengaitkan zika dengan mikrosefali, kita tidak bisa memastikan kasus ini sama dengan semua. Diperlukan riset lebih mendalam," katanya.

Walau pun bukti-bukti semakin kuat, tapi masih banyak hal yang menjadi misteri bagi ilmuwan. Termasuk di antaranya seberapa besar risiko mikrosefali jika wanita terinfeksi zika saat hamil dan kapan terjadinya infeksi.

Selain virus zika, mikrosefali bisa dialami bayi karena kondisi genetik, infeksi, dan juga obat-obatan. 

Posting Komentar

0 Komentar