Maju tidaknya negara bisa dilihat dari pendidikan dikeluarga



Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat, peran keluarga sangat penting dalam menentukan kualitas bangsa, dikarenakan keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama dalam pembinaan tumbuh kembang, menanamkan nilai-nilai moral dan pembentukan kepribadian individu. Jika di ibaratkan keluarga adalah sebuah pondasi untuk tumbuh dan berkembanganya sebuah bangsa. Jika pondasinya kokoh dan kuat, maka bangunan diatasnya dapat berdiri tegak, awet dan tahan akan guncangan. Pondasi yang kuat dan kokoh harus berawal dari keluarga-keluarga yang tangguh dan berkualitas, sehingga tercipta ketahanan nasional dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa.

Namun, saat ini masih banyak PR bagi bangsa Indonesia dalam membangun ketahanan dalam keluarga. Diantaranya tingkat perceraian yang tinggi, masih banyaknya kekerasan, kenakalan remaja, pergaulan bebas, penyalahgunaan narkoba, dan pudarnya semangat nasionalisme. Itu semua merupakan wajah buruk tentang rapuhnya kondisi keluarga indonesia saat ini.

Jika kita melihat kemajuan yang dicapai bangsa di Eropa serta sebagian negara Asia, seperti Jepang, Korea Selatan, dan Tiongkok, tidak lepas dari tradisi yang ditanamkan dalam keluarga. Etos kerja, kemauan untuk terus belajar dan rasa hormat kepada orangtua, serta pelestarian budaya bangsa, menjadi kunci sukses negara-negara tersebut.

Hingga saat ini masih banyak masyarakat yang belum benar-benar memahami hakikat sebuah keluarga. Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami-istri, atau suami, istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya. Lalu bagaimana dengan kakek dan nenek serta anggota keluarga lain yang tinggal bersama-sama sebagai satu keluarga? Ya tetap saja keluarga juga namanya, dari situlah kemudian muncul istilah keluarga inti dan juga anggota keluarga tambahan.

Keluarga adalah lingkungan pertama dan utama dalam pembinaan tumbuh kembang, menanamkan nilai-nilai moral dan pembentukan kepribadian, dan tempat belajar bagi anak dalam mengenali dirinya sebagai makhluk sosial. Hanya keluarga ber-Ketahanan yang akan mampu menepis pengaruh negatif yang datang dari eksternal. Keluarga yang memiliki ketahanan dan mampu melaksanakan fungsi-fungsi keluarga dapat menjadi landasan dalam mewujudkan keluarga bahagia sejahtera.

Fungsi keluarga ada 8 yaitu:
  1. Fungsi Agama, salah satu contohnya adalah memberikan contoh konkret dalam hidup sehari-hari dalam pengamalan dari ajaran agama. 
  2. Fungsi Budaya, contohnya adalah membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga untuk meneruskan norma-norma dan budaya masyarakat dan bangsa yang ingin dipertahankan sekaligus untuk menyaring norma dan budaya asing yang tidak sesuai dengan kehidupan bangsa Indonesia. 
  3. Fungsi Cinta Kasih, salah satu contohnya adalah membina rasa, sikap, dan praktik hidup keluarga yang mampu memberikan dan menerima kasih sayang sebagai pola hidup ideal menuju Keluarga kecil Bahagia Sejahtera. 
  4. Fungsi Perlindungan, salah satu contohnya adalah membina keamanan keluarga baik psikis maupun fisik dari berbagai bentuk ancaman dan tantangan yang datang dari eksternal. 
  5. Fungsi Reproduksi, salah satu contohnya adalah mengamalkan kaidah-kaidah reproduksi sehat, baik yang berkaitan dengan waktu melahirkan, jarak antara dua anak, dan jumlah ideal anak yang diinginkan dalam keluarga. 
  6. Fungsi Sosialisasi, salah satu contohnya adalah membina proses pendidikan dan sosialisasi anak tentang hal-hal yang diperlukannya untuk meningkatkan kematangan dan kedewasaan (fisik dan mental), yang tidak/ kurang diberikan oleh lingkungan sekolah maupun masyarakat. 
  7. Fungsi Ekonomi, salah satu contohnya adalah mengatur waktu sehingga kegiatan orang tua di luar rumah dan perhatiannya terhadap anggota keluarga berjalan secara serasi, selaras, dan seimbang. 
  8. Fungsi Pelestarian Lingkungan, salah satu contohnya adalah membina kesadaran, sikap, dan praktik pelestarian lingkungan yang serasi. selaras, dan seimbang antara lingkungan keluarga dengan lingkungan hidup masyarakat sekitarnya.
Dengan menerapkan ke delapan fungsi tersebut di dalam keluarga, maka kita turut mendukung pembangunan keluarga Indonesia yang lebih baik. Keluarga memegang peran krusial dalam membangun perubahan mental yang dibutuhkan oleh Indonesia. Revolusi harus dimulai dari diri sendiri dan dari lingkungan terdekat dan terkecil. Dan itu artinya keluarga.

Sebelum seorang individu memasuki kehidupan sosial, dia mula-mula tumbuh dan berkembang dalam keluarganya. Keluarga menjadi begitu vital bagi terbentuknya karakter dan kepribadian seseorang. Normalnya, setiap anak pasti belajar dari orang tuanya lebih dulu, sebelum belajar dan melihat gurunya di sekolah, temannya kemudian lingkungannya. Tumbuh di dalam keluarga yang sehat, penuh kasih sayang, dan hangat akan menjadi modal mendasar bagi pembangunan bangsa yang sangat efektif. 

Apalagi di era globalisasi seperti saat ini yang dipenuhi tantangan dan resiko, keluarga yang kuat dan bermutu sangat bisa diandalkan untuk menyiapkan sumber daya manusia yang tangguh, berdisiplin, punya etika dan semangat bersaing yang mumpuni. Oleh karenanya mengembalikan arti pentingnya peran keluarga maka akan dapat tercipta kualitas dan ketahanan serta persatuan bangsa dan Negara. Dengan keluarga yang baik akan muncul pula masyarakat yang baik dan berkualitas.



Posting Komentar

0 Komentar