"Jangan hanya mengajarkan seseorang untuk berjalan,tapi berjalanlah didekatnya"-Samulife (2015)-
Setuju banget. Saya setuju banget dengan kutipan ini. Bahkan pesan ini menjadi
sebuah prinsip saya dalam belajar. Karena rugi waktu saja dapat banyak, tapi yang
dipelajari dikit.
Awal dalam scene kita diperlihatkan ada orang dewasa sedang
berbicara dengan dua anak dengan memperlihatkan foto. Foto itu merupkan
mimpinya untuk bisa membangun sekolah sendiri. Mendirikan sekolah bagi mereka
yang kurang mampu dan kupastikan sekolah tersebut akan menjadi tempat yang
menyenangkan. Anak yang terbesar itu bernama Aki. Pria itu mengatakan “maukah
kamu menjadi temanku?
Mengisahkan tentang Guru yang mengundurkan diri mengajar dari sekolah,
lalu berniat mendirikan sekolah baru. Alasannya? Klasik banget. Karena sekolah
pada umumnya bukanlah tempat yang ideal untuk bertumbuh sesuai minat dan
bakat.
Nonton deh, inspiratif banget.
“Review dong?”
Tentu. Karena itulah tulisan ini dipost ini. Tapi review saya bukan review biasa seperti lagu dari afgan. Kalau mau review yang biasa saja, baca aja di tulisan yang lain ya. Hehehehe. Mari kita mulai.
Nagaoka adalah nama (mantan) guru di SMA yang menjadi tokoh utama dalam Samulife.
Bersama mantan muridnya ketika SMA yang berjumlah 3 orang, mereka berjuang membangun sekolah
yang baru. Nama sekolahnya adalah Samurai Gakuen. Ada semangat api yang tertanam dalam dirinya untuk berjanji pada Guru nya waktu SMA yaitu Pak Ari.
Pertama, Jadilah Teman
Scene pertama dari film ini adalah pertemuannya dengan seorang anak
SD dan satu orang yang mungkin belum sekolah. yang bernama Aki. Aki tidak sekolah lagi dan Nagaoka datang
ke rumahnya untuk menjadi konselor (Konselor itu kaya Guru BK). Ketika itu Aki bersama adiknya di
rumah yang berantakan banget. Nagaoka pun melakukan inisiatif untuk beres-beres
rumah yang tentu saja diikuti oleh kedua anak tadi yaitu Aki dan adiknya.
Awalnya Aki bercerita tidak bersekolah karena membenci sekolah. Tapi
setelah ditelesuri dan mengintrograsi Ibunya, ada faktor ibunya di sini. Ibu dari kedua anak tersebut sudah cerai dengan
suaminya. Ibunya juga harus banting tulang dan pulang hingga larut malam. Hidup
mereka bisa dibilang sangat berantakan. Kekerasan pun juga ada sesekali kepada kedua anaknya, tapi anak-anaknya masih menyayangi Ibunya..
Pada suatu hari, Nagaoka datang lagi ke rumah anak tersebut untuk bertemu dengan ibunya.
Ibunya yang sudah acuh dan menganggap tidak ada orang lagi yang mau peduli
dengan mereka pun tertegun dengan kalimat yang diucapkan oleh Nagaoka.
Maukah kamu berteman denganku? Karena dengan menjadi teman merupakan pembuka jalan untuk membantu orang lain.
Kisahnya dengan Keluarga Aki tidaklah mudah. Tetap ada penolakan hingga akhirnya happy ending untuk keluarga Aki. Happy ending yang gimana? Rahasia dongz, masa sop iler dikasih. Tonton sendiri aja deh.
Kedua, Mencari Tempat atau Menyediakan Tempat?
Pada awalnya Nagaoka berjuang sendiri untuk mewujudkan mimpinya untuk membangun sekolah. Dukung telah di dapatkan oleh Nagaoka dari istri dan orang tuanya. Mendirikan sekolah tentu tidak mudah, kalo dimulai dari nol dengan uang seadanya. Karena Butuh uang, Nagaoka pun memulai dengan membuka tempat café bar.
Dia yang mengecat sendiri, membuat parabotan sendiri, mengelola sendiri, dan berbagai urusan
pertukangan sendiri. Dia memperjuangkan mimpinya sendiri. Awalnya
begitu. Hari demi hari telah berlalu. Perlahan “orang-orang lama” berdatangan ke cafe bar. Dimulai dari mantan anak murid yang bernama Kenji, ia yang membantu mempersiapkan café bar dengan sukarela. Dilanjutkan dengan Yumi, mantan desainer yang resign dari
perusahaannya karena alasan “tidak nyaman”. Takashi, mahasiswa yang pandai berbicara, tapi sudah menyerah untuk kuliah yang kebetulan saja singgah di café bar ia pun diajak bergabung. Satu orang terakhir, yaitu Daisuke yang sedang melakukan “perjalanan” sama seperti yang lain terjebak dan bergabung.
Kenji, Yumi, Takashi, dan Daisuke merupakan mantan murid Nagaoka saat masih berada di SMA
Nishi. Atas kesamaan almamater itu, mereka mendiskusikan untuk menamai tim mereka dengan nama West Team. Suka dan duka pasti ada namanya juga hidup iyakan. Hingga pada saat titik terendah, mereka
mulai menyerah dan berputus asa. Boleh dikatakan, Nagaoka sebagai pemimpinlah yang
menjadi penyebab turunnya semangat West Team itu. Emang kenapa bisa? Udah saya bilang nonton aja
dan maknai sendiri.
Tapi perlahan mereka kembali bergabung. Yumi kepada Daisuke berpesan,
“Kita terlalu sibuk untuk mencari tempat yang cocok untuk kita. Nagaoka Sensei mendirikan café bar untuk mencari tempat yang cocok baginya. Hingga tempat itu menjadi tempat yang cocok untuk kita semua. Dia tidak mencari tempat yang nyaman, tapi menyediakan tempat yang cocok bagi kita.”
Ketiga, Mimpimu itu Apa? Kapan Kamu akan Mulai Mewujudkannya?
Dua pertanyaan yang sangat singkat, tapi penting untuk bisa dijawab. Powerful question.
Kita ucap kali mempunyai banyak mimpi. Tapi, tidak mempunyai batas waktu kapan untuk
memulai dan mencapainya. Tidak ada langkah yang pasti untuk mewujudkannya. Nagaoka sangatlah berbeda dari orang kebanyakan. Suatu hari gurunya berkata.
Dengan tegas Nagaoka berkataAri Sensei: Sekolah seperti apa yang ingin kamu dirikan.Nagaoka : Sulit menjelaskannya, tapi yang jelas sekolah dimana guru dapat merangkul para muridnya.Ari Sensei : Mimpi yang Sangat Indah. Jadi kapan kamu akan mulai mendirikannya?Nagaoka : Eh?Ari Sensei : Saya ingin tahu saat umur berapa kamu ingin mendirikan sekolah tersebuit.Nagaoka : 30 tahunAri Sensei : Oke! Kalau begitu jaga baik-baik mimpi itu dan melangkah maju demi menggapainya.Nagaoka : Aku mengerti Ari Sensei.Ari Sensei : Janji, ya!
“Saya ingin mendirikan sekolah saya dan mewujudkannya di usia 30 tahun.”
Dengan adanya patokan mimpi yang jelas, batas waktu, dan alasan yang kuat, Nagaoka pun bergerak mencapainya.
Keempat, Jadilah yang Pertama untuk Percaya Kepada Tim
Dari kelima anggota West Team, boleh dikatakan Daisuke yang merupakan orang yang paling pesimis. Bahkan tim ini sempat beberapa waktu terpecah karena ucapan Daisuke.
Suatu malam, Daisuke datang ke café bar untuk menemui
Pak Nagaoka. Membaca buku karya dari Pak Nagaoka yang sedang mereka jual untuk
mengumpulkan dana membangun sekolah. Dengan membaca buku itu, Daisuke menjadi terinspirasi. Kemudian
dia bercerita tentang kisah hidupnya kepada Nagaoka dan Nagaoka berkata,
“Jika kau tak bisa mempercayai dirimu sendiri, maka akulah orang yang pertama mempercayaimu.”
Padat dan sangat bermakna.
Terkadang, saat krisis kepercayaan diri dalam diri kita muncul, kita membutuhkan pengakuan yang
mampu menguatkan diri kita. Tentu sulit jika kita berharap ada orang yang seperti
Nagaoka untuk berkata secara langsung. Tapi setidaknya, jadilah orang yang
pertama untuk percaya dengan diri kamu sendiri. Karena keajaiban ada bagi
mereka yang mau percaya. Percaya diri dan percaya DIA (orang lain).
Kelima, Jadilah yang Tidak Terlupakan
Ari Sensei adalah sosok guru yang sangat inspiratif bagi Nagaoka. Karena Ari Sensi pula Nagaoka ingin menjadi guru dan memperjuangkan mimpinya. Hanya
saja, Pak Ari . . . (tonton aja sendiri). Jadilah yang tidak terlupakan. Hadir sepenuhnya untuk dia dan berikan yang
terbaik. Dan menulis merupakan salah satu cara untuk menjadi
yang tidak terlupakan.
Pak Ari mungkin saja tidak menulis buku. Tapi karena Nagaoka menulis
buku maka nama Pak Ari dikenang. Jadilah yang tidak terlupakan dan berikan
kenangan terindah bagi mereka yang berjasa dengan tulisan.
Samulife menjadi gambaran kita bahwa pendidikan bukan sebatas bersekolah formal saja. Menunjukkan bahwa mimpi akan lebih terasa berkesan jika diperjuangkan bersama dan satu lagi, quarter life crisis itu wajar adanya.
Anyway, kamu pernah nonton film inspiratif bertema pendidikan? Ceritain dong.
=============================================================
Kalian Bisa Download Film SamuLife (2015) Subtitle Indonesia Disini : [GoogleDrive]
0 Komentar