Pernah ga sih melihat orang lain resign dari tempat kerja, setelah itu mendapatkan support dari orang lain. Tapi kita lupa mengingatkannya tentang rasa syukur. Tidak jarang kita melihat juga, sebelum dia mendapatkan pekerjaan itu, ada saingan yang belajar serius dan siap berkomitmen pada bidang pekerjaan itu. Lantas posisi orang yang resign kalian support? Wtf. Kita selalu banyak melihat psychologi barat, tanpa melihat rasa syukur. Yang paling nyebelin adalah ketika orang yang resign itu cerita menyesal kepada kita. Asli rese beut. Sudah pernah di bilang bahwa harus ada rasa syukur, toh orang yang melakukan sesuatu yang jahat akan ada waktunya berhenti. Mau atau tidaknya kita belajar ditentukan dari kesabaran.
Ketika kita memberitahu tahu rasa syukur bahwa selalu dibilang alasan psychologi, idih males bangetkan. Tahu ga sih bahwa yang bilang "dikit-dikit kesehatan mental" adalah orang yang tidak memahami hakikat dalam beribadahnya. Ia sholat sih orangnya, tapi masih belum mengetahui makna bacaan sholatnya. Makanya perkataan "Psychologi itu ga bisa disembuhkan dengan agama" lucu juga ya ternyata. Padahal ia belum memaksimalkan dalam usaha beribadah, tapi sudah menentangnya. Astagfirullah.
Terlalu melihat Ilmu kebanyakan orang, bukan berarti itu bagus. Kamu pikirkan dengan baik, karena kamu telah diberikan akal untuk berfikir rasional dengan merefleksikan setiap kejadian-kejadian.
Untukmu yang tidak pernah bersyukur apalagi saat PNS, pikirkan baik-baik orang yang pernah bersaing denganmu, suatu ketika kamu ga pernah memikirkan orang lain, akan ada waktunya kamupun tidak dipedulikan orang lain. Ini hanya masalah waktu saja yang belum waktunya.
0 Komentar