KEBENARAN AL-QUR'AN

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Bersama ini kami ucapkan salam sejahtera ke seluruh hamba-hamba Allah dimana saja berada, semoga Allah melimpahkan Rahmat dan Barokah-Nya kepada kita, dan semoga Allah melindungi kita dari gangguan syaitan yang terkutuk, dan semoga Allah menetapkan kasih sayang-Nya kepada kita selama-lamanya. Maka dengan seiring Rahmat dan kasih sayang-Nya itu mari bersama-sama kita panjatkan puja dan puji syukur ke hadirat Allah Tuhan semesta alam. Dan mari kita memohon kepada-Nya :

“ Yaa Tuhanku, perkenankanlah aku untuk mensyukuri nikmat-Mu yang Engkau anugerahkan  atasku dan atas kedua orang tuaku, bahwa aku hendak beramal sholeh yang Engkau ridhai dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan orang-orang yang sholeh.“

“ Yaa Tuhanku, lapangkanlah dadaku dan mudahkanlah urusanku (dalam mengerjakan perintah-Mu ini). Dan lepaskanlah (perkataan-Mu) dari tali ikatan lisanku ini, (supaya mereka mengerti terhadap apa yang Engkau bicarakan kepada mereka dengan melalui) perkataanku ini. (Karena sesungguhnya aku hanya menyampaikan perkataan-Mu yang Engkau perintahkan kepadaku). Dan jadikanlah untukku seorang pembantu yang dari keluargaku. (Yaitu) Harun saudaraku (supaya dia membacakan ayat-ayat Engkau kepada mereka). Dan teguhkanlah kekuatanku dengan dia. Dan jadikanlah dia sekutuku dalam urusanku ini (supaya aku dan dia sama-sama satu urusan dalam mengerjakan perintah-Mu. Dan) supaya kami banyak bertasbih kepada Engkau. Dan (supaya) kami banyak mengingat Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha Melihat terhadap apa yang kami (kerjakan). Maha Suci Engkau yaa Tuhan kami, sesungguhnya tidak ada pengetahuan bagi kami kecuali apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami (dengan melalui Al Qur’an), sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.“

Dan semoga Allah melimpahkan salam hormat kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, dan kepada para Anbiya, para Utusan-Nya, keluarganya dan kepada sahabatnya sekalian. Amin, amin, amin ya Robbal ‘alamin. Amma Ba’du.

Wahai hamba-hamba Allah yang dimuliakan,

Sebelum kami mengemukakan apa yang hendak kami sampaikan kepada saudara-saudara, maka terlebih dahulu kami mohon ma’af yang sebesar-besarnya atas kelancangan kami ini, yang mana bahwa kami telah lancang mengirimkan surat ini kepangkuan saudara-saudara dengan tanpa kabar berita yang dari sebelumnya. Akan tetapi karena keadaan waktu yang sangat sempit bagi kami untuk mengunjungi saudara-saudara, maka kami lakukan menjalankan perintah Allah itu dengan cara seperti ini. Maka itu ma’afkanlah kami, karena yang demikian itu bukanlah kami menghinakan saudara-saudara, dan bukan pula kami tidak menghormati saudara-saudara dengan penghormatan yang sebagaimana mestinya, akan tetapi yang demikian itu hanya karena keadaan waktu saja yang tidak mencukupi bagi kami, kalau kami menjalankan perintah Allah itu dengan mengunjungi saudara-saudara.

            Oleh karena itu, kami kirimkan surat ini ke pangkuan saudara-saudara untuk menunaikan perintah Allah yang telah Allah perintahkan kepada kami dengan melalui ayat-ayat-Nya, supaya kami menyampaikan amanat Allah dengan mengabarkan tentang “ Kebenaran Al Qur’an “ kepada saudara kami di mana saja berada, yang firman-Nya :



Katakanlah : “ Wahai manusia sesungguhnya telah datang kebenaran Al Qur’an dari Tuhanmu. Maka barang siapa yang mendapat petunjuk, maka sesungguhnya (Allah) memberi petunjuk untuk dirinya sendiri, dan barang siapa yang tersesat, maka sesungguhnya ia hanya menyesatkan dirinya sendiri, dan aku bukan penjaga atas dirimu.” (Q.S.10 : 108).



Segala puji bagi Allah Yang telah menurunkan Kitab (Al Qur’an) kepada hamba-Nya, dan Dia tidak menjadikan (Al Qur’an) menyimpang baginya. (Q.S.18 : 1).



(Al Qur’an) lurus untuk memberi peringatan akan siksaan yang sangat keras dari sisi-Nya, dan memberi kabar gembira kepada orang-orang yang beriman dan beramal shaleh, bahwasanya bagi mereka telah (disediakan) pahala yang baik. (Q.S.18 : 2).

Itulah yang dikabarkan Allah kepada kita, bahwasanya kebenaran Al Qur’an telah datang kepada kita dari sisi-Nya, maka barang siapa diantara kita ada yang mendapat petunjuk Allah, maka sesungguhnya petunjuk itu hanya untuk diri kita sendiri, dan barang siapa diantara kita ada yang tersesat dari petunjuk Allah, maka sesungguhnya ia hanya menyesatkan dirinya sendiri, karena seorangpun tidak ada yang menjaganya atau menghalanginya dari mengikuti petunjuk Allah yang Allah tunjukan dengan Al Qur’an. Dan Allah tidak menjadikan petunjuk itu menyimpang bagi kita atau menyesatkan kita. Melainkan itu lurus memberi peringatan kepada kita akan siksaan yang sangat keras dari sisi-Nya, dan memberi kabar gembira kepada orang-orang yang beriman dan beramal shaleh, bahwasanya bagi mereka telah disediakan pahala yang baik di sisi-Nya.

Maka itu perkenankanlah kami untuk menyampaikan apa yang Allah bicarakan kepada kita dengan melalui ayat-ayat-Nya, akan tetapi sebelum dan sesudahnya tidak lupa kami mohon ma’af yang sebesar-besarnya, apabila ada perkataan kami yang tidak berkenan di hati saudara-saudara atau apa saja kesalahan kami yang terdapat dalam surat ini, semoga saudara-saudara sudi kiranya mema’afkan segala kesalahan kami, karena kesalahan itu bukan yang sengaja kami lakukan dan bukan pula sesuatu yang kami inginkan, melainkan itu hanya semata-mata dari kebodohan kami sendiri, sebagaimana yang Allah terangkan kepada kita dengan ayat-Nya yang firman-Nya :



Apa saja yang kamu peroleh dari kebaikan maka itu dari Allah, dan apa saja yang menimpamu dari keburukan, maka itu dari (kesalahan) dirimu sendiri. Dan Kami mengutus kamu kepada manusia sebagai Rosul, dan cukuplah Allah menjadi saksi. (Q.S.4:79).

Maka itu ma’afkanlah kami, apabila ada kesalahan kami yang terdapat dalam surat ini, karena yang demikian itu sudah jelas dari keterangan Allah, bahwasanya kesalahan itu dari kebodohan kami sendiri. Dan janganlah kita mencari kesalahan orang lain karena yang demikian itu tidak ada manfa’atnya bagi kita, akan tetapi carilah jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan mengerjakan kebaikan yang Allah ridhai, agar kita mendapat kesudahan yang baik di dunia dan di akhirat nanti. Dan bukankah kesudahan yang baik itu hanya bagi orang-orang yang bertakwa mengerjakan perintah Allah dan menjauhi segala cegahan-Nya ? Maka itu jauhilah perasangka buruk kepada orang lain sebelum jelas kesalahannya, karena yang demikian itu sesuatu yang Allah cegah kepada kita dengan ayat-Nya, yang firman-Nya :



Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa, dan janganlah kamu mencari kesalahan (orang lain), dan jangan (pula) sebagian kamu mengumpat sebagian (yang lain). Apakah diantara kamu ada yang menyukai makan daging saudaranya yang sudah mati ?. Maka (ketika memakannya itu) tentu kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. (Q.S.49:12).

Wahai hamba-hamba Allah yang dimuliakan,

Itulah yang dicegah Allah kepada kita agar kita tidak berperasangka buruk dan mencari kesalahan orang lain dengan mengumpat sebagian yang lain, karena yang demikian itu adalah dosa bagi kita. Dan jika kita berbuat demikian berarti kita suka memakan daging saudara kita yang sudah mati, atau kita suka meresapi keburukan orang lain, maka ketika kita meresapinya itu tentu kita merasa jijik kepadanya.

Atau yang demikian itu seperti kita sedang meresapi keburukan saudara kita yang telah lalu yang kita mengira baik kepadanya, padahal dia orang yang melakukan kejahatan dengan membuat-buat tipu daya kepada kita, maka ketika kita meresapi keburukannya itu tentu kita merasa jijik kepadanya.

Atau yang demikian itu seperti kita sedang meresapi keburukan saudara kita yang kita pernah mendengarnya, bahwa diantara saudara kita ada yang melakukan kejahatan dengan membuat-buat tipu daya kepada saudara kita yang lainnya, maka ketika kita meresapi keburukannya itu tentu kita merasa jijik kepadanya.

Maka dengan adanya kejahatan-kejahatan sauadara kita yang telah lalu itu, sehingga kita selalu berperasangka buruk kepada saudara kita yang lainnya, yaitu sebagaimana sangkaan kita kepada saudara kita yang telah melakukan kejahatan yang kita merasa jijik kepadanya, walaupun saudara kita itu mengajak kita bertakwa kepada Allah dengan mengerjakan segala perintah-Nya.

Wahai hamba-hamba Allah yang dimulyakan,

Bukankah kita ini orang yang menyukai kebaikan ? Maka janganlah kita bersegera mengambil keburukan sebelum kita mengambil kebaikan dari apa yang telah Allah berikan kepada kita untuk kebaikan kita di dunia dan di akhirat nanti, adapun yang demikian itu karena Allah menerangkan kepada kita dengan ayat-Nya ketika Rosul-Nya berkata kepada kaumnya, yang firman-Nya :



Berkatalah (Rosul) : “ Hai kaumku, mengapa kamu minta disegerakan keburukan sebelum (kamu minta) kebaikan ? Mengapa kamu tidak minta ampunan kepada Allah, agar kamu diberi rahmat ? ” (Q.S.27: 46)

Adapun yang demikian itu karena diantara kaumnya ada yang bersegera mengambil keburukan sebelum ia mengambil kebaikan, padahal tidaklah ia bersegera mengambil keburukan melainkan ia minta disegerakan keburukan, karena siapa yang mengambil keburukan maka niscaya ia akan mendapat keburukan. Dan mengapa ia tidak minta ampunan kepada Allah, agar ia diberi rahmat untuk kebaikannya di dunia dan di akhirat nanti ? Dan yang demikian itu karena Allah menerangkan kepada kita dengan ayat-Nya yang Firman-Nya :



Dan kamu melihat, kebanyakan diantara mereka bersegera berbuat dosa dan permusuhan dan memakan yang haram, sungguh amat buruk apa yang mereka kerjakan. (Q.S.5:62)
                      
Dan yang demikian itu karena diantara kaumnya ada yang bersegara berbuat dosa dan permusuhan dan memakan yang haram, yaitu memakan harta orang lain dengan jalan batil mereka membuat-buat tipu daya kepada orang lain agar mereka dapat memakan hartanya, sungguh amat buruk apa yang mereka kerjakan.

Maka jika diantara kita ada yang seperti itu, tentu kita selalu berperasangka buruk apabila kita kedatangan orang lain, walaupun orang itu mengajak kita untuk mengerjakan kebaikan yang diperintahkan Allah kepada kita, adapun yang demikian itu karena kita takut tertipu daya sebagaimana saudara kita yang telah tertipu daya.

Akan tetapi persangkaan kita yang demikian itu janganlah kita bersegera mengumpat dengan menjelekan orang itu sebelum jelas kesalahannya, karena jika orang itu tidak bersalah dan ia benar-benar sedang mengerjakan kebaikan yang diperintahkan Allah kepada kita, maka yang demikian itu tentu kita terjerumus kedalam fitnah, sedang fitnah itu lebih besar dosanya dari pada pembunuhan.

Dan jika demikian tentu kita termasuk orang-orang yang bersegera berbuat dosa dan permusuhan, karena tidaklah kita menjelekan orang lain melainkan kita telah mengadakan permusuhan, dan tidaklah kita membicarakan tentang kejelekan orang lain kepada saudara kita melainkan kita ingin dibantu untuk memusuhi orang itu, dan jika kita tidak menghendaki permusuhan dan tidak pula kita ingin dibantu untuk memusuhi orang itu, maka untuk apa kita membicarakan tentang kejelekan orang lain kepada saudara kita, jika kita tidak mengharapkan bantuannya untuk memusuhi orang itu.

Dan sungguh jika saudara kita ikut pula menjelekan orang itu, maka yang demikian itu bahwa saudara kita telah membantu kita memusuhi orang itu, dan jika demikian tentu kita terjerumus kedalam perbuatan syaitan yang bantu-membantu dalam berbuat dosa dan permusuhan, dan syaitan itu bukan bantu-membantu tolong-menolong dalam mengerjakan kebaikan.

Wahai hamba-hamba Allah yang dimulyakan,

            Sungguh segala sesuatu pasti ada kesudahannya, maka jika kita mengerjakan keburukan niscaya kita akan mendapat kesudahan yang buruk di dunia dan di akhirat nanti, dan jika kita mengerjakan kebaikan niscaya kita akan mendapat kesudahan yang baik di dunia dan di akhirat nanti, dan tidaklah mungkin kita ini menginginkan kesudahan yang buruk melainkan kita sudah pasti menginginkan kesudahan yang baik di dunia dan di akhirat nanti, maka itu mari kita berlomba mengerjakan kebaikan sebagaimana yang Allah perintahkan kepada kita dengan ayat-Nya yang firman-Nya :



Dan bagi tiap-tiap ummat ada kiblatnya (sendiri), yang masing-masing menghadap kepadanya, maka berlomba-lombalah kamu (mengerjakan) kebaikan, (niscaya) Allah mendatangkan (balasannya) kepadamu sekalian di mana saja kamu berada, sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (Q.S.2: 148).

            Itulah yang diperintahkan Allah kepada kita, supaya kita berlomba mengerjakan kebaikan dengan menolong agama Allah dan mengerjakan segala perintah-Nya, dan jika kita mengerjakan apa yang Allah perintahkan kepada kita, niscaya Allah mendatangkan balasannya kepada kita sekalian dimana saja kita berada, sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Maka itu mari kita bersama-sama menolong agama Allah dengan menyampaikan amanat-Nya dan mengerjakan segala perintah-Nya, agar kita mendapat kesudahan yang baik di dunia dan di akhirat nanti, sebagaimana yang Allah terangkan kepada kita dengan ayat-ayat-Nya yang firman-Nya :



Wahai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, (niscaya) Dia menolong kamu dan meneguhkan kedudukanmu. (Q.S. 47: 7).



Dan orang-orang yang mengingkarinya, maka kecelakaan-lah bagi mereka dan Dia akan menyesatkan amal perbuatan mereka. (Q.S. 47: 8).



Yang demikian itu karena sesungguhnya mereka benci kepada (Al Qur’an) yang telah Allah turunkan, maka Dia akan menghapus (pahala) amal perbuatan mereka. (Q.S.47: 9).

Wahai hamba-hamba Allah yang dimuliakan,

            Itulah yang diterangkan Allah kepada kita supaya kita menolong agama Allah, dan jika kita mau menolong agama Allah dengan menyampaikan amanat-Nya, niscaya Allah menolong kita dan meneguhkan kedudukan kita.


            Dan jika kita mengingkarinya karena kita tidak percaya atau kita tidak mau menolong agama Allah dengan menyampaikan amanat-Nya dan mengerjakan segala perintah-Nya, maka  kecelakaanlah bagi kita dan Allah akan menyesatkan pahala amal perbuatan kita. Karena yang demikian itu jika kita tidak mau mengerjakan perintah Allah yang Allah perintahkan kepada kita dengan melalui ayat-ayat-Nya, berarti kita tidaklah mengerjakan sesuatu melainkan itu bukan dari perintah Allah, maka jika demikian sudah pasti Allah akan menyesatkan pahala amal perbuatan kita, karena apa yang kita kerjakan itu bukan dari perintah Allah yang Allah perintahkan kepada kita dengan ayat-ayat-Nya.

Posting Komentar

0 Komentar