PERANAN BIMBINGAN DI SEKOLAH DAN PERANAN GURU DALAM PELAKSANAANNYA



A. Program Bimbingan di Sekolah
Kegiatan bimbingan dan konseling dapat mencapai hasil yang efektif bilamana dimulai dari adanya program yang disusun dengan baik. Program bimbingan berisi rencana kegiatan yang akan dilakukan dalam rangka pemberian layanan bimbingan dan konseling. Winkel dalam Soetjipto dan Kosasi (2009: 91) menjelaskan bahwa program bimbingan merupakan suatu rangkaian kegiaan terncana, terorganisasi, dan terkoordinasi selama periode waktu tertentu.
1.    Pengertian Program Bimbingan
Menurut pendapat otch dan Costor yang dikutip oleh Gipson dan Mitchell (1981) program yang membeikanlayanan khusus yang dimaksudkan untuk membantu individu dalam mengadakan penyesuaian diri. Program bimbingan itu menyangkut dua faktor, yaitu: (1) faktor pelaksana atau orang yang memberikan bimbingan dan (2) faktor-faktor yang berkaitan dengan perlengkapan, metode, bentuk layanan siswa-siswa, dsb. yang mempunyai kaitan dengan kegiatan bimbingan.  (Abu ahadi dalam Soetjipto dan Kosasi, 2009: 91).
Program bimbingan memberikan arah yang jelas dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan efisien dan efektif.

2.    Fungsi dan Syarat Bimbingan di Sekolah
Uman Suherman dam Salahudin (210: 127) menyatakan bahwa secara umum, fungsi bimbingan dan konseling dapat duraikan sebagai berikut:
a.    Fungsi pemahaman, yaitu fungsi yang membantu konseli (klien) agar memiliki pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan dan norma agama).
b.    Fungsi preventif, yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor untuk senantiasa meengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya supaya tidak dialami oleh konseli.
c.    Fungsi pengembangan, yaitu konselor berupaya untuk menciptakanlingkungan belajar yang kondusif, yang memfasilitasi perkembangan konseli.
d.    Fungsi penyembuhan, fungsi yang berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada konseli yang telah mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi sosial, belajar maupun karier.
e.    Fungsi penyembuhan, fungsi dalam membantu konseli memilih kegiatan ekstrakulikuler, jurusan atauprogram studi dan menempatkan penguasaan karier atau jabatan yang sesuai dengn minat.
f.     Fungsi adaptasi, fungsi  membantu para pelaksana pensisikan, kepala sekolah dan staf konselor dan guru untuk enyesuaikan program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan dan kebutuhan konseli.
g.    Fungsi penyesuaian, fungsi dalam membantu konseli untuk menyesuaikan diri dan lingkungannya secara dinamis dan konstruktif.
h.    Fungsi perbaikan, fungsi untuk membantu konseli sehingga dapat memperbaiki kekeliruan dalam berpikir, berperasaan dan betindak (bekehendak).
i.      Fungsi fasilitas, fungsi memberikan kemudahan kepada konseli dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serasii, selaras dan seimbang dalam seluruh aspek dalam diri konseli.
j.      Fungsi pemeliharaan, fungsi untuk membantu konseli supaya dapat menjaga diri dan mempertahankan situasi kondusif yang telah tercipta dalam dirinya.
Adapun fungsi khusus bimbingan dan konseling, yakni khususnya di sekolah, menurut H.M. Umar, dkk:
a.    Menolong anak dalam kesulitan belajarnya.
b.    Berusaha memberikan pelajaran yang sesuai dengan minat dan kecakapan anak-anak.
c.    Memberi nasihat kepada anak yang akan berhenti dari sekolah.
d.    Memberi petunjuk kepada anak-anak yang melanjutkan belajarnya, dsb.
Adapun bimbingan banyak menyangkut faktor-faktor di luar individu, yang berguna bagi individu itu dalam usaha mengembangkan dirinya:
a.  Memerhatikan anak-anak
Bimbingan menyangkut semua usaha pendidikan untuk memberikan bantuan kepada seseorang dalam usaha memecahkan kesulitan-kesulitan yang dialaminya yang berarti bahwa fungsi pokok dari bimbingan dan konseling adalah menolong individu-individu yang mencari dan membutuhkan bantuan. Jenis bantuan yang dibutuhkan oleh individu berbeda-beda meskipun ada kemungkinan kesukaran yang dihadapi sama.
Demikianlah, adanya bimbingan di sekolahsekolah, berarti membantu sekolah dalam usahanya memerhatikan dan memenuhi kebutuhan anak-anak sebagai individu.
b.  Mendekatkan hubungan sekolah dengan masyarakat
Adanya bimbingan dan konseling di sekolah ialah untuk mengadakan pelayanan eterhadap siswa-siswa dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Pelayanan tersebut meliputi:
1)  Personal guidance, yaitu menyesuaikan dengan perkembanan pribadi,
2)  Education guidance, yaitu kemajuan pendidikan,
3)  Vocational gidance, perkembangan pekerjaan yaitu penyesuaian, dan
4)  Follow-up, yaitu sesudah keluar dari sekolah.
c.  Membimbing individu ke arah pekerjaan yang sesuai
Adanya bimbingan dan konseling diharapkan menjadi alat penyaluran anak-anak ke arah pilihan sekolah atau pilihan pekerjaan yang sesuai dengan pembawaan dn keampuan masing-masing. Bimbingan yang merupakan bagian integral dari proses pendidikan diselenggarakan dengan tiga fungsi utama, yaitu:
1)  Fungsi penyaluran (distributive), yaitu fungsi bimbingan sebagi pemberi bantuan kepada siswa-siswa dalam memilih kemungkinan-kemungkinan kesempatan yang terdapat dalam lingkup sekolah.
2)  Fungsi pengadaptasian (adaptive) yaitu fungsi bimbingan sebagai pemberi bantuan kepada staf sekolah (terutama guru-guru) untuk engadaptasikan perilaku mendidik staf sekolah, dan (terutama) program pengajaran dan integrasi belajar mengajar guu-guru dengan keutuhan, kecakapan, bakat dan minat siswa dan memerhatikan dinamika kelompok.
3)  Fungsi penyesuaian (adjudtive) yaitu fungsi bimbingan sebagai pemberi bantuan kepada siswa-siswa agar mereka memperoleh penyesuaian pribadi dn maju secara optimal dalam perkembangan pribadinya.
d.  Orientasi baru bimbingan dan konseling disekolah
Perlu adanya orientasi baru BK yang bersifat pengembangan (developmental orientation). Landasan-landasan filosofi dari orientasi baru ini adalah sebagai berikut:
1)     Pedagogis, artinya menciptakan kondisi sekolah yang kondusif bagi perkembangan siswa dengan memerhatikan perbedaan individual di antara siswa.
2)     Potensial, artinya setiap siswa adalah manusia yang memiliki ptensi untuk dikembangkan, sedangkan kelemahannya secara berangsur akan diatasinya sendiri.
3)     Humanistik-religius, artinya pendekatan terhadap siswa haruslah manusiawi dengan landasan ketuhanan.
4)     Profesional, yaitu proses bimbingan an konseling harus dilakukan secara professional atas dasar filosofis, teoretis yang berwawasan dan keterampilan teknik konseling yang bevariasi dari konselor.
3.    Prinsip-prinsip Program Bimbingan
a.    Sasaran layanan
b.   Berkenaan dengan permasalahan yang dialami individu
c.    Program pelayanan bimbingan dan konseling
d.   Berkenaan dengan tujuan dan pelaksanaan pelayanan
4.    Langkah-langkah Penyusunan dan Pelaksanaan Program Pelayanan Bimbingan
a.  Permasalahan bimbingan dan konseling di sekolah
1)  Pengembangan kehidupan pribadi, yaitu bidang pelayanan yang membantu siswa dalam memahami, menilai dan mengembangkan potensi dan kecakapan, bakat dan minat, sesuai dengan karakteristik kepdibadian dan kebutuhan dirinya secara realistik. 
2)  Pengembangan kemampuan belajar, yaitu bidang pelayanan yang membantu siswa dalam memahami dan menilai serta mengembangkan kemampuan hubungan sosial yang sehat dan efektif dengan teman sebaya, anggota keluarga dan warga lingkungan sosal yang lebih luas.
3)  Pengembangan karier, yaitu bidang pelayanan yang membantu siswa dalam memahami dan menilai informasi, serta memilih dan mengambil keputusan karier.
b.  Program Mengatasi Masalah Belajar
Adapun jenis-jenis masalah belajar disekolah dasar dapat dikelompokkan menjadi sebagai berikut:
1)  Keterlambatan akademik.
2)  Keterlambatan dalam belajar.
3)  Sangat lambat dalam belajar.
4)  Kurang motivasi dalam belajar.
5)  Bersikap dan kebiasaan buruk dalam belajar.
6)  Sering tidak sekolah.
Sebab-sebab yang melatar belakangi timbulnya masalah belajar pada siswa dapat dikelompokkan dalam kategori, yaitu:
1)      Faktor internal
Faktor-faktor internal adalah faktor-faktor yang berada pada diri siswa itu sendir, antara lain:
a)  Gangguan secara fisik.
b) Ketidak seimbangan secara mental.
c)  Kelemahan emosional.
d) Kelemahan yang disebabkan oleh kebiasaan dan sikap yang salah.
2)     Faktor eksternal
Faktor eksternal yaitu faktor dari luar yang meliputi sekolah dan keluarga (rumah). Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk membantu siswa dalam mengatasi masalah belajar, khususnya ada siswa yang mengalami masalah kurang motivasi, yaitu sebagai berikut:
a)  Peningkatan motivasi belajar.
b) Peningkatan keterampilan belajar.
c)  Pengembangan sikap dan kebiasaanbelajar yang baik.
d) Pengajaran perbaikan.
e) Kegiatan pengayaan.
f)  Pelaksanaan program layanan bimbingan.
c.  Implikasi-implikasi Program Bimbingan
1)     Fasilitas
Secara umum ruangan BK hendaknya memenuhi syarat berikut:
a)  Dapat menyimpan berbagai perlengkapan kegiatan BK
b) Tersedia bagi siswa berbagai bahan
c)  Tersedianya instrument BK
2)     Tersedianya perangkat elektronik
a)  Komputer untuk mengolah data hasil aplikasi instrumen BK
b) Program-program khusus pengolahan hasil instrumentasi melalui komputer (pengolahan hasil intelegensi, dan sebagainya)
c)  Program-program khusus BK melalui komputer (bimbel melalui program komputer)
1.    Buku-buku panduan
2.    Kelengkapan administrasi
3.    Tersedianya tenaga guru pembimbing
B.  Peran Guru dalam Pelaksanaan Bimbingan di Sekolah
1.  Melaksanakan kegiatan diagnostik kesulitan belajar, dalam hal ini guru harus bisa mengidentifikasi sumber-sumber kesulitan belajar yang dialami oleh setiap siswa.
2.  Menandai siswa yang diperkirakan mengalami masalah, dilihat dari prestasi belajarnya yang paling rendah atau berada di bawah nilai rata-rata kelasnya.
3.  Mengidentifikasi mata pelajaran dimana siswa mendapat nilai rendah atau di bawah rata-rata kelasnya.
4.  Menelusuri bidang atau bagian dimana siswamengalami kesulitan yang menyebabkan nilainya rendah, untuk mencari penyebab timbulnya kesulitan itu.
5.  Melaksanakan tidak lanjut, apakah perlu belajar   tambahan, dengan bimbingan dari guru-guru khusus atau tidakan lainnya.
6.  Masalah-masalah yang diluar kemampuan seorang guru dan kewenangannya kepada murid, yang belum terpecahkan dapat dialih tangankan (referal) kepada konselor yang ada di sekolah itu atau kepada ahli ain yang dipandangnya tepat untuk menangani masalah itu.
C. Kerjasama Guru dengan Konselor dalam Layanan Bimbingan
Konselor berkolaborasi dengan guru dan wali kelas dalam rangka memperoleh informasi tentang siswa (seperti prestasi belajar, kehadiran dan pribadinya), membantu memecahkan maslah siswa, dan menidentifikasi aspek-aspek bimbingan yang dapat dilakukan oleh guru mata pelajaran. Aspek-aspek itu diantaranya:
1.    Menciptakan sekolah dengan iklim sosio-emosional kelas yang kondusif bagi belajar siswa.
2.    Memahami karakteristik siswa yang unik dan beragam.
3.    Menandai siswa yang diduga bermasalah.
4.    Membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar melalui program remedial teaching.
5.    Mereferal (mengalih tangankan) siswa yang memerlukan layanan bimbingan dan knseling kepada guru pembimbing.
6.    Memberikan informasi tentang mata pelajaran dengan bidang kerja yang diminati siswa.
7.    Memahami perkembangan dunia industri atau perusahaan,sehingga dapat memberikan informasi yang luas kepada siswa tentang dunia kerja (tuntutan keahlian kerja, suasana kerja, prsyaratan kerja, dan prospek kerja).
8.    Menampilkan pribadi yang matang, baik dalam aspek emosional, sosial maupun moral-spiritual (hal yang penting, karena guru merupakan “figur central” bagi siswa).
9.    Memberikan informasi tentang cara-cara mempelajari mata pelajaran yang diberikannya secra efektif.

Posting Komentar

0 Komentar