KETIDAK JUJURAN PASCASARJANA PENDIDIKAN MATEMATIKA

Kampus tidak mengenal kata kejujuran dalam penilaian.
Kamu bahkan tidak percaya dengan apa yang saya akan tulis.

disini saya akan blak-blakan baik nama universitas, jurusan dan angkatan.
Dan ini merupakan hasil observasi saya sendiri.
Untuk noda hitam dunia pendidikan.

tepatnya januari tahun 2019 saya keterima di Pascasarjana Universitas Sebelas Maret, Sukarta. Saya mengambil jurusan Pendidikan Matematematika. 
Disini saya mengalami keanehan bukan tentang kejujuran sih, tapi ini sebagai tambahan dari cerita.
Begini mata kuliah pilihan yang seharusnya bisa dipilih oleh mahasiswa yang biasa terdapat pada buku panduan. Bisa dipilih sesuai minat dan bidang si Mahasiswa yang memilih. Setelah diskusi saya dengan kaprodi bahwa mata kuliah bisa dipilih dengan syarat 10 orang, nah mata kuliah pilihan ga bisa dipilih. Mata Kuliah disini sebagai pajangan administrasi yang ga akan mungkin bisa dipilih sendiri oleh mahasiswa whahahahahh.
 
Siakad di UNS
 
Ketika Ujian Tengah semester kalo ga salah pada bulan Mei, saya berada pada posisi di bagian kedua. (Lagi nyari photo nya nanti kalo udh akan di posting)

ketika saya melihat banyak yang membawa contekan kertas baik kakak kelas maupun seangkatan (Yang jujur sedikit). "Wah gilak nih" pikir saya. saat itu ujian Mata Kuliah Kapita Selekta Matematika. 

Berpikir padahal sudah dewasa, masih saja mencontek.

Hal mengejutkan bahkan dosennya seperti acuh dengan kecurangan yang terjadi, hmm sepertinya beliau tidak memikirkan impact bagi pendidikan. berbahaya ketika dia sudah jadi dosen, lalu mengajar calon guru dengan di awal tanpa kejujuran. apa yang terjadi ?? Booommmm pendidikan Indonesia ga akan maju-maju. Bulan Juni padahal sedikit lagi semester 1 saya keluar dari UNS.

Pindah ke Pascasarjana UNJ.
Saya masuk awal kuliah bulan september 2019. Oh iya, saya masuk ujian saringan masuk lagi seperti awal. Tentunya jurusan yang sama. Saat saya mengetik ini, ujian akhir semester telah usai.

Back kembali ke awal waktu UTS.
Sama seperti sebelumnya kejadian krusial selalu terjadi MENYONTEK (Saya gedein sengaja). 
asasasa
Tidak habis pikir bahkan seorang fasilitator pendidikan atau kita sebut sajalah yang formal DOSEN, seakan acuh dan tidak memasukan nilai kejujuran dalam penilaian.

KETIKA UAS PUN SAMA AJA,,  SAYA KESEL COEG Nulis beginian....
DIKELAS ADA CCTV PAJANGAN DOANG.. katanya Universitas Negeri Jakarta.

PENDIDIKAN INDONESIA TIDAK AKAN PERNAH MAJU..

yang jujur berapa?? paling hanya 4 orang dari 24 orang.

Lagi-lagi menyontek bukan hanya pada Saat sekolah SD, SMP dan SMA. Bahkan Pascasarjana pun ada mahasiswanya yang menyontek. Sungguh ironis negeri ini. 

==================================================================
Selanjutnya saya akan mewawancarai dosen terkait dengan sebuah pertanyaan.

Q1 :  Apakah Bapak mengetahui jumlah mahasiswa yang Jujur?
Q2 : Apakah Bapak meyakini bahwa nilai yang Bapak kasih ke Mahasiswa adalah pengetahuan seutuhnya miliknya?
Q3 :  Apakah Penilaian kejujuran tidak termasuk kedalam Indeks Prestasi (IP) ? 

Posting Komentar

0 Komentar