Sentil Otak Anda! Part 1

"Jenius adalah 1 % inspirasi dan 99% kerja keras"
Thomas Alva Edison

Turtles can fly!
Yup, kura-kura pun bisa terbang!


Saya percaya itu, sebesar kepercayaan Rega-balita imut nan lucu, meski tunanetra dalam film Turtles Can Fly, Bocah etnis Kurdistan di Irak itu, walau hidupnya terlunta di tengah kecamuk perang Amerika-Irak, namun tetap menjaga mimpinya melihat kura-kuranya terbang di air. Sebuah impian sederhana sekaligus terdengar aneh, tapi sukses bikin air mata saya meluncur jatuh, ketika menyaksikan betapa mustahilnya Rega menyingkirkan keinginan itu dari benaknya.

Kesederhanaan dan keanehan impian itu, adakah Kamu juga mempercayainya? Saya yakin, Kamu pernah melihat seekor kura-kura mungil terbang melayang di dalam air. Karenanya, saya beramsusmsi Kamu percaya pada mimpi Rega. namun, bagaimana jika binatang yang suka sembunyi di dalam tempurung badannya itu tiba-tiba sungguhan terbang ke angkasa? Masihkah Kamu percaya?

Ha-hah-ha ...! Bukannya percaya, saya yakin Kamu justru tergelak keras seperti itu, menertawakan gagasan tadi. Lalu berseru. "Ah, itu sih omong kosong! Seja dulu mana ada kura-kura yang bisa terbang?!"

Dan, lagi-lagi tawa keras kamu terdengar, sambil Kamu membayangkan betapa lucunya si kura-kurang melayang di langit luas.

Tapi, saya tetap percaya gagasan itu, meski orang lain bilang tidak mungkin, Bagi saya, apanya yang mustahil?

Lihat fakta ini!
Sejak lahir, kita semua punya 100.000.000.000 (seratus miliar) sel otak aktif, yang didukung oleh 900.000.000.000 (sembilan ratus miliar) sel pendukung lainnya. Jadi, total ada 1 triliun sel otak di rongga kepala kita! Apalagi setiap sel otak memiliki kemungkinan koneksi mulai dari 1 hingga 20.000 koneksi. Semakin banyak koneksi yang tercipta di antara setiap sel otak, kian mantaplah kecerdasan seseorang.

Tokcer abis! Amazing, bukan?

Kalau begitu, apalagi yang bikin Kamu meragukan kura-kura yang sanggup terbang? Bukankah ada banyak cara untuk membuatnya bisa melesat ke langit? Kuncinya: "Sentil" saja sel-sel otak Kamu, lalu buatlah mereka bangkit dari tidur panjangnya! Caranya...? Ah, itu pun ada berjibun. Tergantung bagaimana Kamu mengenal dan meyakini sosok jenius di dalam diri Kamu.

Jenius... ?

Ya, satu kata yang mengandung beragam definisi dan sekian banyak kriteria. Secara psikolohi dan wawasan awam, ia bermuara pada satu istilah.

Otak luar biasa cerdas dan berbakat istimewa!

Karenanya, tak heran jika setiap orang tua mengangankan dan mendambakan buah hatinya tergolong dalam istilah tadi. Meski begitu, tak dipungkiri bila ada banyak orang tua yang sesungguhnya memedam kekhawatiran dan ketakutan yang mengendap di dasar otak sadarnya, lantaran si kecil belum atau tidak memiliki kriteria bocah luar biasa.

Ngobrol tentang realitas anak jenius, jika ditarik satu rentang sejajar dengan sistem pendidikan mayoritas di negeri ini-yang jelas berjalin keindahan dengan begitu banyak problematika-tentunya akan menimbulkan penilaian dan pemaknaan bias tentang kejeniusan itu sendiri.

Intermezzo
Bayangkan Kamu mengenakan kacamata yang memberika daya visual multidimensional pada mata Kamu. Anggaplah itu mirip holohgram, sehingga setiap bayangan yang jatuh diretina mata Kamu akan silih berganti begitu cepat. Otak visual Kamu akhirnya menerima stimulus itu dengan menciptakan persepsi multiruang, lengkap dengan beragam siluet, bentu, dan warna.

Bayangkan Kamu tengah memandang sebuah wortel.
Kini, jawablah pertanyaan ini.

Bagaimana wortel tetap disebut wortel, jika ia tidak berwarna orange dan tak memiliki kandungan betakaroten? Tergelitikah Kamu untuk mengganti nama wortel menjadi mentimun atau lobak kecil, bila semua kriteria yang melekat padanya dihilangkan perlahan-lahan, serupa peralihan dari satu image ke image lainnya pada hologram?

Apa maksud dari intermezzo itu? Hanya aktivitas kosongkah?
Tidak! Itu ada maksudnya: Sebuah ajakan untukmu.

Maksud saya, mari kita sedikit bermain-main dengan istilah dan makna jenius. Abaikanlah keraguan di benak Kamu, Jika memang itu, menghambat permainan Kamu.

Nah, kini saatnya kita mulai bermain!

Part 2. yo.



Posting Komentar

0 Komentar