Belajar menjadi Penjahat di Tempat Kuliah

Tempat kuliah seharusnya menjadi seseorang sebagai seorang yang mengetahui baik dan buruk, menjadi seseorang memiliki sikap baik jika di bandingkan dengan orang yang tidak berpendidikan. Tapi, kamu yakin semakin tinggi pendidikan semakin Jujur?

Lembaga pendidikan tidak selalu berhasil menjadikan orang semakin jujur, melainkan justru sebaliknya. Banyak bukti, semakin tinggi jenjang pendidikan seseorang, semakin menunjukkan tidak mampu berbuat jujur. Kejujuran itu sebenarnya sudah ada pada diri setiap orang. Maka fungsi pendidikan adalah mempertahankan sifat mulia itu. Kejujuran, ---dengan demikian, bukan harus diajarkan, tetapi adalah tinggal dipertahankan agar tetap ada pada diri seseorang. Semakin bertambah umur, bertambah pengalaman, dan atau bertambah jenjang pendidikannya, ternyata kejujuran itu justru berkurang. 
 
Sejalan dengan kenyataan tersebut, maka seringkali terdengar kalimat yang terasa aneh, misalnya seseorang, oleh karena masih dianggap sebagai anak-anak, belum berpengalaman, dan atau berasal dari desa sehingga belum banyak mengenal kehidupan kota, maka mereka masih dianggap jujur. Ungkapan tersebut menggambarkan bahwa, jujur seolah-olah melekat pada diri orang yang belum tercerahkan, belum terdidik, belum memiliki banyak pengalaman, dan sejenisnya. 

Mendasarkan pada pandangan tersebut, maka perilaku korup sebagai bentuk ketidak jujuran seharusnya dimaknai sebagai bentuk perkembangan negatif dari pribadi seseorang. Bahwa perilaku korup adalah buah dari proses pertumbuhan pribadi seseorang. Dengan peningkatan kecerdasan, pengetahuan, dan pengalamannya, seseorang sangat mungkin menjadi korup. Mereka melakukan perbuatan negatif dan merugikan banyak pihak itu, sebenarnya adalah justru dari hasil belajarnya. Oleh karena itu, untuk mencegah munculnya sifat korup, seharusnya ditempuh melalui pembiasaan, yaitu dibiasakan berbuat jujur, agar sifat yang dipandang mulia itu berhasil dipertahankan. 

Selain itu sifat tidak jujur seharusnya dianggap sebagai penyakit. Seseorang sejak lahir dikaruniai kesehatan, termasuk kesehatan jiwa atau mentalnya itu. Akan tetapi dalam perkembangannya, oleh karena pengaruh lingkungan, bertambahnya pengalaman, dan kecerdasannya, maka sifat dasar itu terkena penyakit sehingga tidak tumbuh. Penyakit itu bisa diperkecil kemungkinannya untuk tumbuh dan berkembang adalah melalui pembiasaan. 

Memang kejujuran, sebagaimana sifat-sifat mulia lainnya, sebenarnya sudah ada pada setiap diri seseorang. Maka sebenarnya tidak perlu ada pejalaran tentang kejujuran. Sebab pada hakekatnya sifat itu sudah dimiliki oleh setiap orang. Yang diperlukan adalah, bagaimana agar sifat mulia itu tidak berkurang dan apalagi hilang. Maka sebenarnya tidak perlu ada buku teks dan bahkan guru yang mengajarkan kejujuran. Sebab guru yang mengajarkan itu sebenarnya juga belum tentu telah mampu atau berhasil berbuat jujur. Sedangkan yang pasti dan sangat diperlukan adalah pembiasaan kehidupan sehari-hari bagi semua orang, agar akhirnya berbuat jujur itu.

Pada saat ini menuliskan karya Ilmiah di wajib menggunakan rujukan Scopus. Tentunya akan terbentur dengan Jurnal berbayar dan salah satu penanggulangannya adalah Sci hub. Yap, Sci Hub merupakan program ilegal dengan mendownload jurnal berbayarnya. Katanya Dunia Pendidikan menjadi manusia bermartabat, lantas di Indonesia sendiri belum banyak Jurnal Open Source. Hal yang menjadi kendala juga adalah tentang Apakah boleh? itu ilegal loh?. Kita ambil perumpamaan dengan saat kita sekolah. Pulpen itu milik kita, kemudia diambil tanpa permisi sama teman dan tujuan untuk belajar. Begitu juga jurnal tentunya pemilik dari perbukuan juga sedikit kesal, tapi dia tidak tahu siapa yang mengambilnya. 

Mari Galakan Dengan Jurnal Open Source, STOP CARA ILEGAL DI DUNIA PENDIDIKAN.

Posting Komentar

0 Komentar