Sabar Bukan Berarti Berdiam Diri




SABR adalah kata yang familiar kita dengar. Ketika teman kita sedang tertimpa cobaan hidup, yang kali pertama kita lakukan adalah mengucapkan kata “sabar”. Karena Allah sudah berjanji bahwa orang-orang yang senantiasa sabar sesungguhnya akan mendapatkan kebahagiaan ini sesuai dalam surat Az Zumar ayat 10.

Namun, kebanyak orang yang menyalah artikan kata sabar ini. Menurut sebagian orang sabar adalah dengan berdiam ketika ujian yang sedang dihadapi. Berpasrah kepada Allah tanpa berbuat dan melakukan apapun.

Semestinya kita paham bahwa esensi dari sabar itu sendiri bukanlah hanya berdiam atas apa yang menimpa kita. Bukankah Allah SWT telah menjelaskan bahwa Allah hanya akan merubah suatu kaum ketika kaum itu mau merubah nasibnya sendiri. Termasuk ketika kita mendapat masalah.

Pasrah memanglah diperlukan, tapi pasrah yang seperti apa itu? Yaitu, pasrah kepada Allah beriringan dan sejalan dengan usaha yang maksimal kita kepada Allah.

Beberapa pamaham yang salah bahwa berdiam itu hanya sekedar berdiam diri tanpa melakukan sesuatu hal. Semestinya kita tahu bahwa bukan hanya berdiam diri menunggu Allah mengubah nasib kita sedangkan tidak ada satu pun yang kita perbuat. Beberapa pengertian sabar di bawah ini semoga membuat Kamu lebih sadar akan sabar itu sendiri.

Pertama, sabar itu merupakan tekanan emosi dan keinginan. Jadi, ketika kita berkata sabar namun emosi kita masih melonjak-lonjak naik atau mungkin masih tidak tenang, sungguh itu bukanlah sabar. Sikap sabar merupakan penekanan emosi dan keinginan kita dalam diri sehingga tidak ada lagi terciptanya hal-hal yang tidak diinginkan.

Kedua, sabar itu merupakan pengendalian diri. Dalam hal sabar, kita harus mampu mengendalikan diri kita dalam berbagai kegiatan. Terkadang, diri kita sendiri tidak terkontrol karena stimulus negatif dari luar. Inilah pentingnya pengendalian untuk emosi atau sabar itu sendiri.

Ketiga, mencoba untuk berpikir panjang. Ketika kita tertimpa masalah kemudian harus memutuskan sesuatu hal, sudah seharusnya sebelum memutuskan kita harus berpikir panjang terlebih dahulu. Di sinilah proses sabar terjadi. Sabar bukan berarti pasrah dengan keadaan, tapi sabar merupakan tindakan nyata dalam menerima sesuatu ketentuan dari Allah dengan cara berpikir panjang dalam memutuskan sesuatu.
Yang keempat, memafkan. Sabar merupakan memaafkan kesalahan orang lain. Hidup ini tidak akan pernah terlepas dari sebuah kesalahan yang dilakukan. Terkadang, kesalahan seorang individu yang membuat kita sakit hati akan sulit termaafkan. Di sinilah Allah SWT menguji tingkat kesabaran kita. Apakah kita mau memaafkannya atau tetap membencinya bukan sifatnya.

Posting Komentar

0 Komentar