Beban hidup terasa begitu berat. Problem datang tidak berkepanjangan dan bertubi-tubi. Penghasilan pas-pasan, anak sakit-sakitan, kebutuhan hidup terus meningkat, belum lagi ocehan para tetangga yang begitu menyakitkan.
Banyak orang merasa tidak berdaya mengahadapi kenyataan ini. Mereka putus asa dan menyerah pada nasib. Akhirnya, hanya bisa pasrah dan berharap datangnya nasib baik, yang ternyata tidak pernah datang juga. Pernahkah Kamu jalan-jalan ke pelabuhan atau pasar? Coba perhatikan para kuli panggul yang memikul sampai dua karung beras dan dengan entengnya menaikan beras tersebut ke atas kapal atau mobil angkutan. Bukan hanya sekali, mereka bahkan harus bolak-balik sampai puluhan kali.
Kamu mau mencobanya? Jangan-jangan baru sekali pikul, Kamu sudah kesakitan dan tulang-tulang Kamu terasa mau rontok. Kamu belum terbiasa, tubuh Kamu belum terlatih untuk menganggkat semudah para kuli panggul. Demikian juga hidup Kamu. Problem yang Kamu hadapai bukanlah problem terberat di dunia. Masih banyak orang lain yang jauh lebih berat persoalaan hidupnya dibanding Kamu. Tapi, mereka tidak semenderita Kamu. Mereka menghadapinya dengan tegar, tenang, dan tetap bahagia.
Seperti Kamu yang mencoba menjadi kuli panggul tadi, otot-oto sabar Kamu kurang terlatih, kekuatan syukur Kamu masih jarang digunakan. Bila Kamu tidak pernah melatihnya, maka problem kecil sekalipun akan terasa sebagai derita yang amat berat bagi Kamu.
Ujian hidup datang silih berganti, mulai dari yang ringan sampai yang berat, meskipun Kamu tidak menginginkannya. Mengapa? Agar Kamu punya kesempatan untuk terus melatih otot-oto sabar dan syukur Kamu.
Ingatlah, kita tidak akan pernah dihadapkan dengan masalah apapun yang melebihi kemampuan kita.
Kamu pasti lebih kuat, kalau Kamu sering berlatih. Itulah rumusan semesta. Sekarang Kamu tahu kan, kenapa masih banyak orang yang menderita?
Kebiasaan sederhana yang akan membuat Kamu Bahagia:
Teruslah bersikap ramah dan rendah hati kepada siapa pun, kapan pun, dan dimana pun.
0 Komentar