Bolehkah Mengeluh?




Saya ucapkan selamat kepada Kamu yang telah memutuskan untuk membaca artikel ini. Semoga potensi diri, karier, dan bisnis kamu melejit secepat keinginan Kamu. Membaca Artikel ini menjadi langkah awal bagi Kamu dalam melejitkan potensi tersebut.

Mungkin Kamu sudah tidak sabar untuk segera mengetahui bagaimana langkah agar potensi diri tergali, karier melejit, dan bisnis laris.Langkah pertamanya mensyukuri diri kita. Ini harus kita lakukan dan biasakan. Tanpa kesyukuran, kita tak akan pernah menemukan potensi diri yang Allah berikan.

Nah, pertanyaannya, apakah Kamu lebih banyak bersyukur atau mengeluh? Manakah di antara keduanya yang sering Kamu lakukan setiap harinya? Bersyukur bisa menjadi pembuka jalan kita untuk menemukan potensi dri dan melejitkannya. Mengeluh, bisa menjadi potensi diri kita.

Mungkin Kamu mengenal Lena Maria. Lena lahir dengan segala keterbatasan fisiknya. Keterbatasan tersebut tidak membuatnya mengeluh dan putus asa. Sebaliknya, dia justru berusaha dan bangkit dari keterbatasannya. Baginya, fisik bisa saja terbatas, tetapi semangat, optimis, rasa syukur, dan keyakinan mewujudkan impiannya tidak terbatas. Hasilnya, potensi diri, karier dan prestasinya pun gemilang.

Mereka saja yang tubuhnya tidak sempurna tetap optimis, semangat, bersyukur, dan yakin. Lalu, mengapa diri kita masih saja banyak mengeluh? Padahal, Yang Maha Kuasa sudah memberikan tubuh yang sempurna kepada kita. Harusnya, diri kita malu dengan mereka. Harusnya, diri kita bisa berbuat lebih baik dari mereka. Sikap mengeluh akan menyedot energi positif diri kita. Cobalah Kamu perhatikan orang yang sering mengeluh di sekeliling kita. Raut wajahnya pasti nampak begitu lelah dan lesu seperti pekerja keras yang kerja 24 jam. Padahal tidak, mereka tidak bekerja berat.


Kamu menyadarinya atau tidak, sikap mengeluh akan menguras energi diri Kamu. Makin banyak mengeluh, beban hidup Kamu akan semakin berat. Keluhan juga merampas kebahagian Kamu. Kuat indikasi, mereka yang sering mengeluh hanya fokus pada kekurangan diri semata. Hal tersebut tentu akan membawa Kamu pada ketidakberdayaan. Kamu makin lemah dan putus asa jalani hidup. Bisa jadi, hidup Kamu makin terpuruk dan buruk. Inilah penjelasannya:
  1. Orang yang hanya menggunakan mulutnya untuk mengeluh jadi pertanda kufur nikmat. Karena, mulut bisa kita optimalkan untuk mengajak dalam kebaikan. 
  2. Sering kali Kamu mencari berjibun alasan untuk mengatakan tidak bisa. Padahal, kita hanya butuh satu alasan saja untuk bisa. 
  3. Orang yang banyak mengeluh, hidupnya pasti keruh.

Sikap mengeluh sesungguhnya menghalangi diri dalam melejitkan potensi diri, karier, dan bisnis kita. Keinginan maju saja tidak ada, apalagi bertindak dan berpikir demi kemajuan hidup. Fatalnya lagi, mereka jadi jauh dari keberkahan dan keberlimpahan rezeki, karena syukur tidak ada. Sehingga, yang mereka peroleh hanya sisa-sisa saja, termasuk sisa kehidupan. Masih mau mengeluh? Tidak ada waktu untuk mengeluh, putus asa, pesimis, apatis, dan sebagainya. Mulai sekarang dan ke depannya, kita komitmen melafalkan syukur dalam ucapan dan tindakan.

Sekali lagi, kondisi apa pun, kita sekarang ini harus banyak-banyak bersyukur kepada-Nya. Dengan syukur:
1. Segala potensi dapat tergali.
2. Kita dapat mengukur betapa berlimpahnya nikmat-Nya.
3. Segala urusan kita jadi lapang.
4. Kita semakin kuat menjalani hidup, karena bersandar pada Yang Maha Kuasa.
5. Segala masalah jadi kecil, karena yakin pada Yang Maha Besar.

Posting Komentar

0 Komentar