Biasanya sebuah peperangan akan berlangsung hingga bertahun-tahun lamanya.
Perang dunia I terjadi selama kurang lebih 4 tahun yakni 1914-1918 sedangkan
perang dunia II selama kurang lebih 6 tahun yaitu 1939-1945. Namun, tidak selamanya
sebuah peperangan terjadi dalam waktu yang cukup lama. Ternyata ada juga
kecamuk perang yang hanya terjadi dalam hitungan menit saja. Bagaimana kilas
sejarahnya?
Pada tanggal 27 Agustus 1896 terjadi perang antara Kerjaan Inggris dan Kesultanan Zanzibar. Peperangan antara Britania Raya dengan Kesultanan Zanzibar tersebut memiliki hal yang cukup unik pasalnya perang ini hanya terjadi dalam kurun waktu yang cukup singkat yakni dengan 38 menit saja. Peristiwa ini lebih dikenal dengan nama Perang Anglo Zanzibar.
Pada tanggal 27 Agustus 1896 terjadi perang antara Kerjaan Inggris dan Kesultanan Zanzibar. Peperangan antara Britania Raya dengan Kesultanan Zanzibar tersebut memiliki hal yang cukup unik pasalnya perang ini hanya terjadi dalam kurun waktu yang cukup singkat yakni dengan 38 menit saja. Peristiwa ini lebih dikenal dengan nama Perang Anglo Zanzibar.
Adapun penyebab dari peperangan singkat ini karena dilatarbelakangi
kematian seorang sultan Zanzibar bernama Hamad bin Thuwaini pada
tanggal 25 Agustus 1896 yang merupakan seorang sultan yang sangat pro
terhadap Britaniya Raya. Setelah wafatnya sang Sultan kemudian ia
digantikan dengan Sultan Khalid bin Barghash yang mana merupakan seorang
yang sangat menolak Britaniya Raya. Padahal sebelumnya Inggris telah
menyiapkan seorang pengganti bernama Sultan Sayyid Hamud bin Mohammed
yang memiliki prinsip yang sama yaitu sangat mendukung kepentingan
kerajaan Britania Raya. Diketahui sebelumnya bahwa Zanzibar adalah
daerah jajahan sekaligus kekuasaan Inggris.
Kerajaan Britania Raya sangat menolak naiknya Khalid bin Bargash sebagai Sultan Zanzibar. Hingga akhirnya Inggris kembali membuka sebuah perjanjian yang pernah disepakati dan ditandatangani di tahun 1886 yakni perihal pergantian sultan mesti mendapatkan izin dari konsulat Britania. Dalam hal ini, Khalid tidaklah memenuhi kriteria sebagai pengganti Sultan Hamad bin Thuwaini. Maka saat itu Inggris yang dibawah kepemipinan Ratu Elizabeth satu mengirimkan sebuah ultimatum untuk Khalid bin Bargash untuk segera turun tahta dan meninggalkan istana.
Kerajaan Britania Raya sangat menolak naiknya Khalid bin Bargash sebagai Sultan Zanzibar. Hingga akhirnya Inggris kembali membuka sebuah perjanjian yang pernah disepakati dan ditandatangani di tahun 1886 yakni perihal pergantian sultan mesti mendapatkan izin dari konsulat Britania. Dalam hal ini, Khalid tidaklah memenuhi kriteria sebagai pengganti Sultan Hamad bin Thuwaini. Maka saat itu Inggris yang dibawah kepemipinan Ratu Elizabeth satu mengirimkan sebuah ultimatum untuk Khalid bin Bargash untuk segera turun tahta dan meninggalkan istana.
Mendapatkan surat ultimatum melalui konsulat Inggris bernama Basil Cave,
Khalid bukannya segera meninggalkan istana, namun ia justru dengan
beraninya mengumpulkan pasukannya sebanyak 2.800 prajurit yang merupakan
dari kalangan masyarakat. Mereka berdiri melindungi istana kesultanan. Para pasukan
itu telah dipersenjatai dengan artileri dan sebuah Royal Yacht. Hingga
pada tanggal 25 Agustus 1886, Khalid mampu mengumpulkan sebanyak 3000
orang.
Sementara di tempat lain, konsulat Inggris Basil Cave sedang mempersiapkan pasukan juga, sambil melakukan komunikasi kepada Kementerian Luar Negeri di London melalui telegram. Cave menyampaikan pesan bahwa jika proses damai dengan Sultan Khalid berjalan berujung gagal, mereka bisa mendapatkan otorisasi untuk menggempur daerah istana. Selain itu, selama proses komunikasi tersebut Cave juga kembali melakukan tekanan ultimatum kepada Khalid namun selau diabaikan. Kemudian balasan telegram dari Cave mendapatkan jawaban dari Kemenlu Inggris bahwa mereka mendapatkan otoritas untuk melakukan langkah apapun.
Sementara di tempat lain, konsulat Inggris Basil Cave sedang mempersiapkan pasukan juga, sambil melakukan komunikasi kepada Kementerian Luar Negeri di London melalui telegram. Cave menyampaikan pesan bahwa jika proses damai dengan Sultan Khalid berjalan berujung gagal, mereka bisa mendapatkan otorisasi untuk menggempur daerah istana. Selain itu, selama proses komunikasi tersebut Cave juga kembali melakukan tekanan ultimatum kepada Khalid namun selau diabaikan. Kemudian balasan telegram dari Cave mendapatkan jawaban dari Kemenlu Inggris bahwa mereka mendapatkan otoritas untuk melakukan langkah apapun.
Hingga pada tanggal 26 Agustus 1886 Basil Cave kembali memberikan
ultimatum terakhir berisi agar Khalid untuk segera meninggalkan istana
pada tanggal 27 Agustus 1886 tepat pukul 09.00 waktu setempat.
Kemudian di tanggal 27 Agustus 1886, tepat satu jam sebelum ultimatum berakhir Khalid mengirimkan pesan bahwa mereka tak pernah berniat untuk menurunkan benderanya dan ia pun yakin bahwa pasukan Inggris tak akan menyerang. Mendapat jawaban tadi Basil Cave segera menjawab dengan diplomatis Inggris tidak akan menyerang jika tidak diminta. Setelah itu, tidak ada lagi komunikasi yang terjadi. Maka tepat pukul 09.00 ultimatum berakhir, dan Basil Cave segera memerintahkan kapal-kapal perang Inggris yang memang sudah siap segera melancarkan serangan ke arah istana. Pada pukul 09.02 persenjataan pasukan Khalid hancur diikuti runtuhnya istana beserta 3000 orang berada di dalamnya. Bersamaan itu juga, diketahui Khalid berhasil meloloskan diri melewati pintu belakang istana meninggalkan para pasukannya.
Kemudian di tanggal 27 Agustus 1886, tepat satu jam sebelum ultimatum berakhir Khalid mengirimkan pesan bahwa mereka tak pernah berniat untuk menurunkan benderanya dan ia pun yakin bahwa pasukan Inggris tak akan menyerang. Mendapat jawaban tadi Basil Cave segera menjawab dengan diplomatis Inggris tidak akan menyerang jika tidak diminta. Setelah itu, tidak ada lagi komunikasi yang terjadi. Maka tepat pukul 09.00 ultimatum berakhir, dan Basil Cave segera memerintahkan kapal-kapal perang Inggris yang memang sudah siap segera melancarkan serangan ke arah istana. Pada pukul 09.02 persenjataan pasukan Khalid hancur diikuti runtuhnya istana beserta 3000 orang berada di dalamnya. Bersamaan itu juga, diketahui Khalid berhasil meloloskan diri melewati pintu belakang istana meninggalkan para pasukannya.
Selanjutnya, pukul 09.40 serangan penembakan ke arah istana berhenti dan
bendera Khalid berhasil diturunkan. Maka otomatis peperangan
dimenangkan oleh Britania Raya dan perang itu berakhir hanya 38 menit
saja. Perang singkat tersebut menimbulkan korban sebanyak 500 orang
prajurtit tewas dan terluka dan satu perwira Inggris terluka. Setelah
itu, Inggris mengangkat Sultan Hamud bin Mohammed sebagai Sultan
Zanzibar dan duduk di tampuk kekuasaan selama 6 tahun.
Sementara itu, Khalid sendiri kabur ke konsulat Jerman. Pihak Inggris meminta agar Khalid bin Bargash untuk diestrakdisi namun AL Jerman menyeludupkan Khalid ke Tanzania pada 2 Oktober.
Sementara itu, Khalid sendiri kabur ke konsulat Jerman. Pihak Inggris meminta agar Khalid bin Bargash untuk diestrakdisi namun AL Jerman menyeludupkan Khalid ke Tanzania pada 2 Oktober.
Inggris baru berhasil menangkap Khalid ketika Inggris melakukan invansi
ke Afrika Timur pada 1916 dan ia dibuang ke pulau St. Helena. Setelah
melalui masa pembuangan, ia diizinkan pulang dan meninggal pada tahun
1927.
Benar-benar perang yang sangat singkat. Hanya 38 menit saja. Bahkan lebih singkat daripada tulisan.
Benar-benar perang yang sangat singkat. Hanya 38 menit saja. Bahkan lebih singkat daripada tulisan.
0 Komentar