Anak Nakal & Bodoh, atau Orangtua yang Belum Mengenal Siapa Mereka?

 

Bagaimana seorang anak tumbuh dan berkembang, sesuai dengan seperti apa orang tua menilai anak tersebut. Sekarang, coba perhatikan sekitar kita. Ada beberapa anak yang diberikan label ‘nakal’ atau 'bodoh' oleh masyarakat, bahkan orang tuanya sendiri selalu menyebut nakal ketika memarahinya. 

Bagaimana perangai anak itu?

Apakah menjadi baik atau malah bertambah nakal?

Sudahi saja lah label-label negatif yang kita berikan kepada anak-anak. Hal itu tidak menjadikan mereka lebih baik, bahkan terkadang tertanam dalam diri mereka hingga besar. Akibatnya ada rasa tidak percaya diri, bahkan rasa tidak berarti lagi. Sebaliknya, penilaian positif sangat lah berperan dalam mendidik anak-anak menuju masa gemilang yang menjadi sebuah harapan setiap orang tua.

Berikut fitrah anak yang bisa kita berikan dan tanamkan untuk membantu menemani masa tumbuh kembang anak-anak secara optimal :

1. Anak adalah kertas kosong

Seperti kita sama-sama ketahui dan sepakati, bahwa anak yang terlahir tidak membawa dosa sedikit pun. Mereka lahir dalam kondisi fitrah, orang tua yang menjadikan mereka seperti apa. Maka, ketika kita melihat adalah sebuah kesalahan yang dilakukan oleh anak-anak. Apakah pantas kita menilai mereka nakal? Tidak. Kembalikan lagi bahwa mereka adalah kertas kosong yang masih butuh bimbingan. Mereka bukan nakal. Akan tetapi, mereka belum belajar bahwa hal tersebut tidak boleh dilakukan.

 

2. Anak adalah bintang

Bagaimana rasanya ketika mengambil rapor, anak kita tidak mendapatkan peringkat di kelasnya? Bahkan, bisa jadi anak kita termasuk salah satu anak yang berada di urutan lima terbawah akademiknya.

Apakah kita kecewa? 
Apakah kita akan marah pada anak kita? 
Atau kita akan melabelinya anak bodoh?

Jangan Bapak/Ibu, Mama/Papa, Umi/Abi. Jangan pernah melabeli mereka dengan sebutan bodoh, tidak pintar, tidak cerdas, atau label negatif apa pun dengan dasar nilai rapor akademik. Karena sejatinya, setiap anak adalah bintang. Mereka bersinar dengan cahayanya masing-masing.

 

3. Anak adalah samudera

Bayangankan sebuah samudera lepas. Sangat luas kan?

Begitulah anak-anak kita. Kemampuan mereka menyerap informasi sangatlah luas, kemampuan mereka menirukan orang dewasa di sekitarnya sangatlah luas. Maka dari itu, ketika anak melakukan hal yang ganjil, perhatikan terlebih dahulu. Bagaimana kita sebagai orang terdekat anak memberikan teladan kepadanya?

  

4. Anak adalah tempat harta karun bersembunyi

Ketika seorang anak sangat sulit menghitung operasi bilangan penjumlahan, pengurangan, perkalian, atau pembagian. 

Apakah akan kita sebut ia bodoh? 

Ketika seorang anak sangat sulit menghafal pelajaran-pelajaran sekolah. Apakah akan kita sebut ia bodoh?, Ketika seorang anak sangat sulit beradaptasi dengan orang lain. Apakah akan kita sebut ia dengan kuper?, Ketika seorang anak tidak berani tampil di panggung. Apakah akan kita sebut ia dengan penakut?

Big No, jangan pernah sebut kata-kata negatif untuk anak-anak kita. Bagaimanapun ia mengalami kendala dalam berbagai hal. Bukan karena mereka tidak bisa melakukan apa-apa. Akan tetapi, kita yang belum menemukan kemampuan terbaik mereka. Karena, sejatinya, Bakat (kemampuan terbaik) seorang anak seperti harta karun yang mereka simpan di dalam dirinya. Untuk itu, mereka membutuhkan seseorang untuk bisa menemukan dan membukanya dengan stimulasi-stimulasi terbaik.

Begitulah, bagaimana anak adalah bagaimana kita sebagai orang tua menilai dan mendidiknya. Come on, buka luas pandangan kita terhadap anak-anak. Tanamkan hal positif di pikiran kita tentang mereka. Dengan begitu, mereka akan menemukan tempat ternyaman untuk belajar tentang kehidupan dan menemukan potensinya masing-masing.

Posting Komentar

0 Komentar