Pengalaman Menjadi KPPS.

Setiap kali ajang demokrasi apalagi pada tingkat Pemilihan Kepala Desa. Dalam pemilihan Kepala Desa memang memiliki ketegangan yang sangat luar biasa. Tapi sebelum itu saya mau memberi tahu pengalaman pertama saya menjadi KPPS, walau tahun ini menjadi anggota. KPPS adalah singkatan dari Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara. KPPS dibentuk oleh PPS untuk melangsungkan pemungutan suara di Tempat Pemungutan suara.


 (Saya berada di tengah dengan baju batik yang berbeda)

Kebetulan di tepat pada tanggal 20 Desember 2020, akan diadakan Pemilihan KaDes. Bagaimana sih alurnya?.. Sebelumnya saya tekankan lagi saya hanya anggota KPPS. Alur awal memang belum tahu, waktu itu saya diajak ketua KPPS saat malam hari lebih tepatnya pukul 07.45 WIB. Saya menyetujui ajakan tersebut. Keesokan harinya lebih tepat pada hari Kamis, 17 Desember 2020 di adakan rapat di gedung aula PGRI untuk Bimbingan Teknis (BIMTEK) KPPS dari jam 13.00 WIB-Selesai. Seperti biasanya dan memang kebiasaan buruk yang melekat yaitu jengjeng jam karet yak, jam karet. Sebelum itu mendingan saya menyerahkan bukti foto copy KTP untuk rapid test di hari sabtu. 

Lanjut saya bertemu dengan 2 veteran KPPS di Perumahan saya, beliau udah 10 tahun bekercipung menjadi KPPS. Kemudian saya mengobrol dan bertanya mengenai tugas KPPS ini. Beliau jawab "Tenang aja". Jawaban veteran tersebut membuat saya semakin cemas.

Masuklah saya kegedung AULA PGRI, rapat BIMTEK pun dimulai pada Pukul 14.00 WIB. Saya berada duduk dipaling depan barisan kedua bersama veteran, veteran satu lagi pulang karena memang kondisi kurang fit. Oke lanjut, awal-awal dibacakan mengenai aturan dan perlindungan KPPS, setelah itu penyebutan jumlah TPS dan beserta panitianya di masing-masing TPS, dan tentunya saja anggaran. Yak, ANGGARAN. Waktu itu kurang lebih dana nya kurang lebih adalah 4,7 jt. Rincian ANGGARAN juga telah tersedia. Intinya menjadi KPPS ada uangnya, walau mungki setiap TPS berbeda. Kebetulan di tempat saya tidak usah menyewa tenda karena perumahan di tempat saya sudah ada. Setelah itu kita pulang pada pukul 16.15 WIB.

Keesokan harinya Jum'at, 18 Desember 2020 pada pukul 09.00 WIB. Saya pergi ke puskesmas untuk RAPID TEST. Pokoknya rapid test itu kaya meriksa golongan darah. FYI Bahwa jarum yang ada itu tertutup plastik berongga, secara psikologis mungkin biar tidak tegang. Pokoknya sangat cepat pengambilannya.

Malam harinya ada rapat TPS 16, membuat pemaparan rincian anggaran dan pembuatan Bilik suara dan pembagian Undangan Pemilihan untuk masyarakat, kalo tidak salah jumlah DPT 533. Ada hal yang selalu membuat kita sebagai masyarakat geleng-geleng kepala. Akan ada warga yang acuh. Sudah memberi salam, tapi diabaikan padahal udah orangnya nongol di jendela. Yak, itulah problema di masyarakat. Kamu tau tidak ketika seseorang teman atau sanak saudara menanyakan rumahmu ternyata dilingkungan kamu tidak tahu kamu, apa enggak malu? ini membuktikan bahwa kamu juga tidak berkontribusi di dalam masyarakat sekitar. Ketika seseorang terjun di dalam masyarakat, munculah pada kegiatan sosial dan jangan acuh. Kalo meninggal masuk ke kuburan sendiri gapapa, kalo meninggal bisa bawa sendiri sok monggo. Ada saatnya kamu akan diabaikan dimasyarakat karena ulahmu.

Mungkin tadi diatas saya memberi nasihat untuk semua, terkhusus pemuda. Saya pun pemuda yang 4 kali menjadi panitia qurban dan beberapa kegiatan lainnya. Umur saya sendiri pada tahun ini sudah 24 tahun. Mungkin nanti akan saya ceritakan untuk menjadi panitia qurban.

Lanjut ke topik kembali, Hingga larut malam kita membuat TPS dan mendekornya. Menunggu kotak surat suara jam 00.15 WIB pada hari Minggu, 20 Desember 2020. Ya, malam sekali jam 05.00 WIB kita harus bersiap pemantapan panitia. Dan hingga akhirnya tiba jam 07.00 WIB acara pembukaan tiba. Saya berada di pembagian kartu pemilihan dan menuliskan data statistik pemilihan perjam berdasarkan gender. Jadi, pemilih itu dibagi berdasarkan gender, laki-laki dan perempuan. 

Pukul 13.00 WIB Ternyata jumlah pemilih 65,15% dari 533 DPT. Alhamdulillah terlampui untuk ukuran perumahan. Biasanya 60% aja udah bagus banget. Perhitungan dimulai dan penulisan administrasi dimulai juga. selesai perhitungan suara itu pukul 15.30 WIB. setelah sholat Ashar. Hingga kita menunggu untuk pengembalian kotak suara ke Kecamatan.

Begitulah pengalaman menjadi KPPS pada masa COVID-19. Perjuangan menjadi KPPS memang tidaklah mudah apalagi dimasyarakat yang mulai menuju individualis. Datanglah ke TPS walau kamu mau membuat suara tidak sah. Karena dibalik itu ada panitia yang selalu berusaha.


juKPPS merupakan singkatan dari Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara. KPPS dibentuk oleh PPS untuk melangsungkan pemungutan suara di Tempat Pemungutan suara. Anggota KPPS berjumlah 7 orang, terdiri dari 1 ketua merangkap anggota dan 6 anggota KPSS serta dibantu oleh 2 orang petugas ketertiban dan keamanan TPS. Dalam praktiknya untuk Pilkada 2020, terkait upaya pencegahan penularan COVID-19, anggota KPPS dan petugas ketertiban memiliki tugas tambahan melaksanakan protokol kesehatan bagi pemilih yang datang ke TPS.

Baca selengkapnya di artikel "Kepanjangan KPU, PPK, PPS, KPPS, & Daftar Istilah di Pilkada 2020", https://tirto.id/f7QF
KPPS merupakan singkatan dari Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara. KPPS dibentuk oleh PPS untuk melangsungkan pemungutan suara di Tempat Pemungutan suara. Anggota KPPS berjumlah 7 orang, terdiri dari 1 ketua merangkap anggota dan 6 anggota KPSS serta dibantu oleh 2 orang petugas ketertiban dan keamanan TPS. Dalam praktiknya untuk Pilkada 2020, terkait upaya pencegahan penularan COVID-19, anggota KPPS dan petugas ketertiban memiliki tugas tambahan melaksanakan protokol kesehatan bagi pemilih yang datang ke TPS.

Baca selengkapnya di artikel "Kepanjangan KPU, PPK, PPS, KPPS, & Daftar Istilah di Pilkada 2020", https://tirto.id/f7QF

Posting Komentar

0 Komentar