Bencana Perspektif Filsafat



Pada tahun 2021 tepat bulan februari hujan mengguyur seluruh Indonesia. Tak pelak pukul bertubi-tubi menimpa manusia. Ketika sebuah headline koran dan berita menyebutkan bahwa banjir merupakan sebuah bencana. Tapi, kenapa manusia menyebutnya bencana? Apakah benar bahwa air itu sebuah bencana? Kamu mau lihat dari sisi mana?

Penciptaan bumi, diawali dengan proses pembentukan landscape alam terlebih dahulu dibandingkan Nabi Adam yang diturunkan ke Bumi. Berarti Alam sudah ada sebelum manusia di Bumi. Ada beberapa yang harus kita tahu terlebih dahulu mengenai sedikit unsur luar Bumi.

Air merupakan sebuah benda mati yang terlihat hidup ketika bergerak. Ketika kalian di Sekolah pasti telah mempelajari sifat air yang dimana dua hal pentingnya, yaitu: air akan selalu melewati lapisan-lapisan terkecil, dan air menempatkan diri pada dataran rendah. Mengetahui dua sifat air yang sangat fundamental ini sudah bisa kita pastikan bahwa air merupakan sebuah natural yang mempunyai ketetapan. Apakah manusia mempunyai ketetapan? Tentunya setiap manusia memiliki perbedaan. Dilihat dari perpektif itu air tidak bisa disalahkan atas apa yang terjadi. Apakah kamu menyalahkan air? Pikirkan lagi ketika di daerahmu tidak memiliki air. Tentunya kamu juga akan mengeluh.

Tanah tidak beda signifikan dengan air sifatnya yang tergantung dengan alam. Tentunya perspektif ini akan berkaitan erat dengan Allah yang menciptakan langit dan bumi. Tanah akan selalu bergerak menutupi daerah yang terlalu cekung. Tanah selalu membutuhkan penopang untuk tidak bergeser yaitu pohon. Fundamental tanah akan selalu bergantung dengan pohon untuk menahannya dari gerusan air.

Kesifatan natural dari air, tanah, dan pohon tidak bisa kita sebut dengan bencana seperti banyak pemberitaan. Landscape yang telah dibuat sudah benar dan alam akan selalu menutupi kekurangnya dengan caranya. Manusia hanya perlu mengikuti alam dan bukan melawannya secara brutal, apalagi dengan mengatakan kalimat "BENCANA' sangat aneh ketika kamu hanya menyalahkan alam, tetapi jarang sekali melakukan perbaikan. Sungguh ketika kamu hanya melihat satu sudut pandang mengenai suatu masalah, justru kamu akan mendapatkan masalah yang lebih banyak. Cobalah kamu memandang sesuatu dari alam. Ketika kamu menemukan seseorang baik teman ataupun keluarga yang merusak alam. Cobalah kamu mengingatkan, kamu memiliki andil dengan memperingatkan.

Posting Komentar

0 Komentar