Kita jelajahi sebentar pandangan para filusuf barat sekarang tentang apa yang disebut dengan penderitaan. Jadi, tidak hanya para filusuf timur atau dalam tradisi tasawuf yang kita kenal sering bilang bahwa hidup ini penderitaan. Beberapa filusuf besar barat bahkan filusuf kunci punya pandangan bahwa hidup ini berisi kesulitan, kesusahan, dan penderitaan.Cuma ada cirinya, kalo di Barat ini membaca penderitaan itu sebagai tantangan, Jadi penderitaan itu sebagai fase yang penting yang kita sadari untuk kita berkembang lebih baik. Begitu kita sadar "Wah menderita ini, susah aku ini". Kata itu jika di Barat sebagai tantangan bagaimana caranya aku keluar dari penderitaan ini, dan aku harus bisa menang melawan penderitaan ini. Tadi ciri peradaban barat.
Misalnya ada pandangan dari Arthur Schopenhauer, beliau menulis tentang "The World as Will and Idea" . Dunia sebagai keinginan dan ide. Katanya Schopenhauer "Hidup ini digerakan oleh keinginan kita", hari ini kita masih bisa hidup bergerak hidup aktif karena ada keinginan. Sayangnya tidak semua keinginan kita bisa terpenuhi, bahkan bisa dipasti sebagian besar keinginan kita tidak terpenuhi. Akhirnya apa? karena keinginan kita tidak semua terpenuhi lahirlah kekecewaan-kekecewaan, lahir kesedihan-kesedihan, dan penderitaan-penderitaan. Jadi, ternyata manusia itu hakikat hidupnya adalah menginginkan sesuatu, tapi dibalik keinginan itu ada kondisi bahwa tidak semua keinginannya terpenuhi. Berarti hidup ini intinya ternyata memang sulit dan menderita.
Kalo gitu apa gunanya hidup? Kenapa tidak bunuh diri saja?. Kata Schopenhauer "Jangan dikira bunuh diri itu bebas dari penderitaan, bebas dari keinginan. Justru bunuh diri kita terjebak pada keinginan yang lain." Keinginan untuk mati keinginan untuk tidak ada masalah jika saya sudah mati. Bisa bisa kita tertipu. Jadi ingin bebas dari penderitaan dengan mengakhiri hidup karena menganggap hidup penderitaan, tetapi kita terjerat oleh penderitaan yang baru, terjerat oleh keinginan yang baru. Jalannya kata Schopenhauer bukan dengan cara mengakhiri hidupnya, tapi apa? Harus mengontrol keinginannya, Jangan terlalu banyak mengandai keinginan yang aneh-aneh. Itu bisa jadi solusi untuk mengakhiri penderitaan. Jadi kata schopenhauer "diatur saja keinginannya", jangan mengingkan yang aneh-aneh yang tidak terjangkau sehingga kita tidak banyak kecewa. Itu gayanya Arthur Schopenhauer.
Nietzsche memiliki kutipan yang sangat terkenal "To Live is To Suffer, To survive is to find some meaning in the suffering". Hidup berarti menderita, untuk survive berarti memberi makna terhadap penderitaan. Jadi, katanya Nietzsche "Hidup itu memang penderitaan". Caranya agar tidak menderita, apa? Temukan makna dalam penderitaan. Karena setiap orang menempelkan dan ditempelkan makna. Tempelkan makna agar penderitaan ini tidak berbunyi penderitaan. Contoh ketika temen kita diputuskan pacarnya. Jangan dijadikan judul diputuskan pacarnya, tapi diselamatkan pacarnya dari yang buruk. Nah, itu namanya give some meaning. Mahasiswa yang tidak lulus-lulus, beri judul mahasiswa yang harus lebih banyak belajar lagi atau Mahasiswa yang diberikan kesempatan untuk belajar lebih lama.
Kalau kita membaca secara lugu, penderitaan yak tetap penderitaan. Tapi jalan keluarnya apa? Tempelin makna yang cocok sehingga tidak menderita. Kalo ada orang membentak kita. Misalnya apa yang menurut kita benar tapi menurut dia salah. Jangan dibaca itu sebagai bentakan kemarahan. Tapi baca saja sebagai peringatan kepedulian dan kasih sayang. Hidup ini memang menderita tapi ada jalan keluarnya To survive is to find some meaning in the suffering.
0 Komentar