Apa bedanya kaya dan miskin?

Diem di rumah mikirin hal-hal yang menurutku agak nyeleneh. Bagi beberapa orang mungkin nggak terlalu dipikirin. Kalau saya, sebaliknya.

Saya ingin membahas tentang status kaya dan miskin. Semua tahu perbedaannya, hanya yang kaya punya uang banyak dan yang miskin selalu kekurangan.
Tulisan kali ini, nggak menyindir siapapun. Kalaupun ada yang tersindir, tanggung jawab sendiri. Kenapa bahas beginian, nggak penting! Penting nggak penting, saya ingin membahasnya.  

Banyak orang yang memikirkan materi jika ingin kaya. Selain materi, apa yang dapat membuat kita kaya?

1 Sedekah

Ingat nggak, dengan pepatah 'lebih baik tangan di atas ketimbang tangan di bawah'. Bukan berarti tangan di bawah sangatlah buruk.
Tangan di atas yang berarti memberi sebagian hartanya pada yang memerlukan. Sedekah tidak hanya uang, bisa juga diganti dengan makanan, pakaian, sembako dan lain-lain. Sebisanya saja.

Lalu, ada lagi yang hampir tidak diketahui. Yaitu, senyuman. Hanya seulas senyum dapat dijadikan sedekah. Kok bisa? Seseorang jika diberikan senyuman saja, hati akan tentram dan tahu kalau lewat senyum, menandakan kebaikan hatinya. Nggak rugi 'kan. 

Orang kaya pasti mempunyai harta yang berlimpah, tidak pernah kekurangan. Entah itu mobil, rumah bertingkat, banyak investasi ataupun perusahaan di mana-mana. Mau apapun itu selalu terkabulkan. Kebayang nggak, sih kekayaannya.
Walaupun kekayaan yang berlimpah seperti itu, kadang ada juga yang merasa semua itu hampa. Kebahagiaan kadang kurang karena yang dipikirkan hanya kerja dan kerja.

Bisa nggak mereka menyedekahkan sebagian harta kekayaannya?

Insya Allah, bisa. Sangat bisa. Sedekah itu nggak banyak juga nggak apa-apa, secuil pun bakal di catat amal kebaikannya. Asalkan tidak sombong atau pamer. Jangan baper, ya. Instingku saja.

Sedekah juga banyak manfaatnya, selain dicatat amal kebaikannya. Yaitu, menambah saudara dan teman.

Lalu, yang miskin jika tidak punya uang, sedekah apa?

Ada 'kan, ya tetangga minta buah yang kita tanam atau buah itu tidak sengaja tumbuh di pekarangan. Misal, buah itu jambu. Apa tega, orang minta sebuah jambu, kita nggak ngasih? Nggak tega 'kan.

Buah jambu yang kita berikan itu juga dianggap sedekah, walau tak banyak. Asalkan, iklhas. Memang sifat 'Ikhlas' yang tidak tampak, sangatlah mulia dimata Allah. Kadang sulit juga dilakukan.

Selain buah, apalagi nih. Ngasih makan kucing misalnya, walau sejumput nasi dan Ngasih uang ke pengamen juga bisa.

Satu kata ini, yang sangatlah kurang mudah untuk sebagian orang. Saya juga masih belajar. 


2. Sabar

Apa hubungannya dengan kaya dan miskin? Ada. Kaya dan miskin sama-sama diberi ujian.
Orang kaya bisa bersabar nggak, kalau kebahagiaannya tidak ada walaupun uang berlimpah?

Orang miskin bisa bersabar nggak, kalau setiap hari kerja keras, tapi belum kaya?

Saya mikirnya begini, jika yang kaya diberi ujian yang terus-menerus datang, sampai mau angkat tangan menyerah. Uang pun tidak bisa menyelamatkan.

Lalu, yang miskin kok tetap miskin. Setiap hari tidak ada perubahan. Kadang berbuat musyrik, padahal itu perbuatan dosa besar.

Coba dengan berikhtiar, memohon pada sang Pemberi hidup. Selalu berdoa dan tak lupa menjalankan shalat. Apa kesalahannya, sampai masalah datang bertubi-tubi? Atau, kehidupannya tetap sama, dan tidak bahagia?

Allah pasti mendengar semua umatnya berkeluh kesah. Hanya 'sabar' yang harus kita jalani dahulu. Kita tuh ujiannya begitu. Nggak boleh tergesa-gesa. Tidak boleh berburuk sangka.

Allah dengar nggak sih doaku?
Apa Allah tidak menyayangiku?
Kapan Allah mengabulkan permintaanku?
Percuma kalau aku shalat dan doa, jika tidak dikabulkan?
Kenapa masalah datang, tapi Allah tak kunjung memberi pertolongan?

Banyak banget pertanyaan yang ada dibenak. Harus sabar. Allah sengaja memberikan secuil masalah pada umatnya, agar mereka tetap sabar dan tetap di jalan-Nya.

"Bisa tidak umatku bersabar?"

Mungkin itu yang dikatakan oleh Allah. Aku hanya mengira saja. Tidak mungkin bila Allah memberi ujian di luar batas kemampuan kita. So positif thinking.

Kaya dan miskin tak ada bedanya. Sama-sama diciptakan dari tanah. Saat meninggal juga kembali ke tanah.

Berlombalah jadi orang yang kaya hatinya.



Sekedar nalar saya, yang bikin saya untuk berpikir, ya. Jangan baper karena saya tidak menyindir salah satu dari kalian atau orang lain yang membacanya.

Sebelumnya, saya minta maaf jika ada salah kata. Ini renunganku di saat WFH.

Posting Komentar

0 Komentar