Teori Permainan (Bagian 2)

 Sejarah Singkat Penemuan dan Pengembangan

Akar populer dari teori permainan berasal dari tahun 1944. Saat itulah matematikawan terkenal John von Neumann, bekerja sama dengan ekonom matematika Oskar Morgenstern, menerbitkan sebuah buku berjudul The Theory of Games and Economic Behavior. Buku ini memaparkan kerangka teori permainan yang telah ditambahkan oleh orang lain selama bertahun-tahun.


 

Namun, akar teori permainan sudah ada sejak pertengahan abad ke-20. Misalnya, Talmud Babilonia mengumpulkan semua hukum dan tradisi yang ada saat itu sebagai dasar agama Yahudi, hukum pidana, dan interaksi sosial. Satu anjuran (Mishna) mengenai pembagian harta perkawinan setelah kematian suami di antara istri-istrinya (lebih dari satu menjadi norma pada waktu itu) memiliki berbagai pilihan tergantung pada ukuran harta. Dalam kasus ini, tiga istri yang kontrak pernikahannya menyebutkan bahwa dalam kasus kematian ini, mereka menerima proporsi harta warisannya masing-masing sebesar 100, 200, dan 300 (ada semacam senioritas). Jika warisan itu hanya 100 (angka relatif untuk tujuan contoh), Talmud menganjurkan agar harta warisan dibagi dalam tiga bagian yang sama di antara ketiga istri. Namun, jika harta benda berjumlah 300, maka para istri membagi harta itu dengan cara yang berbeda, dengan perbandingan 50, 100, dan 150 (angka di setiap contoh tidak bertambah). Akhirnya, sementara untuk perkebunan yang berjumlah 200, Talmud merekomendasikan pembagian proporsional 50, 75, dan 75. Alasan untuk pembagian yang berbeda, dan bagaimana rasio itu didapatkan, untuk waktu yang lama, merupakan misteri yang membingungkan. Tetapi, pada 1980-an para sarjana mengakui bahwa opsi-opsi itu didasarkan pada apa yang sekarang kita kenal sebagai teori permainan kooperatif. Masing-masing solusi merupakan respons logis terhadap situasi tertentu (atau 'permainan'). Jadi, bahkan di tahun 500 M, keputusan yang dipandu teori permainan.

 







Tonggak sejarah lain dalam teori game berhasil mencapai layar Hollywood. Film A Beautiful Mind, penampilan pemenang Oscar oleh Russell Crowe, menceritakan tentang jenius bermasalah dari peneliti Universitas Princeton John Forbes Nash. Antara tahun 1950 dan 1953, Nash menghasilkan empat makalah yang terbukti sangat penting bagi teori permainan dan membuat teori permainan sangat berguna untuk situasi non-kooperatif seperti proses tawar-menawar yang terjadi antara pekerja dan manajemen dalam mencari kontrak kerja baru. Selanjutnya, Nash mengalami penyiksaan selama beberapa dekade, karena perkembangan skizofrenia. Pada akhirnya, dia mampu mengatasi penyakit mentalnya. Kecemerlangan wawasan Nash memuncak dengan dianugerahi Hadiah Nobel dalam ilmu ekonomi pada tahun 1994.penyakit mental Talmud. Kecemerlangan wawasan Nash memuncak dengan dianugerahi Hadiah Nobel dalam ilmu ekonomi pada tahun 1994.

Pada pertengahan 1950-an, teori permainan diterapkan pada arena politik. Dua peneliti (L.S. Shapley dan M. Shubik) mengembangkan dan menggunakan kalkulasi (nilai Shapley) untuk menentukan siapa di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang memegang kekuasaan. Pada waktu yang hampir bersamaan, hubungan antara teori permainan dan filsafat diakui.

Tahun 1960-an juga melihat teori permainan diterapkan pada asuransi mobil, di mana tarif yang ditetapkan dipengaruhi oleh tingkat risiko.

Hanya beberapa dekade kemudian, pada tahun 1982, sebuah buku berjudul Evolution and the Theory of Games ditulis oleh John Maynard Smith. Dalam bukunya, Smith menerapkan teori permainan pada biologi evolusioner; perubahan biologis yang diwariskan yang didorong oleh tekanan evolusioner.

Tahun-tahun berikutnya penerapan teori permainan semakin berkembang, dan alat yang digunakan untuk menerapkan teori itu menjadi lebih halus.


 Lanjutannya (Aplikasi kehidupan nyata)

 

Posting Komentar

0 Komentar