Kita mungkin akan mengucapkan sabar ketika gajian telat dari atasan kepada bawahan, tanpa memandang etika dan moral yang ada di dalam nya. Mungkin lupa untuk berkata jujur dan bersikap disiplin sebagai atasan yang memegang hak keuangan.Jika menurutmu sebagai atasan yang wewenang keuangan terlihat sepele, diketahui bahwa ketika kamu telat satu hari:
1. Ada pegawai yang sedang sakit untuk biaya berobat.
2. Ada orang tua pegawai yang sedang sakit dan membutuhkan biaya berobat.
3. Ada istri yang perlu biaya untuk keperluan makan, sehigga mereka puasa melebihi maghrib dan hanya minum air selepasnya.
4. Ada anak yang makan untuk gizinya agar dapat melanjutkan belajar dengan kondisi yang siap protein.
5. Ada pegawai yang membutuhkan biaya transportasi untuk menuju ketempat kerja.
Jikalau hal sepele di atas terlihat biasa saja dan kamu tidak mau memperjuangkan pekerja, lantasan dimana letak kebijaksanaan dalam mengelola keuangan perusahan. Jika karyawan telat, kamu berani bertindak memotong keuangannya.
Rasa disiplin akan waktu ini juga jarang terlihat di SPK dalam membuat tanggal tepat turunnya gaji. Sungguh ironi yang nampak dipermukaan bagi para pekerja di tengah mayoritas muslim.
0 Komentar